Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Review Shang-Chi and The Legend of The Ten Rings: Formula MCU dengan Sentuhan Asia, Tapi Nggak Ngebosenin

Alvin Bahar - Rabu, 22 September 2021 | 09:06
Shang-Chi (Simu Liu) di Marvel Studios' SHANG-CHI AND THE LEGEND OF THE TEN RINGS. Photo by Jasin Boland. ©Marvel Studios 2021. All Rights Reserved.
Jasin Boland

Shang-Chi (Simu Liu) di Marvel Studios' SHANG-CHI AND THE LEGEND OF THE TEN RINGS. Photo by Jasin Boland. ©Marvel Studios 2021. All Rights Reserved.

Akan tetapi, di akhir film tersebut para penggemar dikejutkan dengan fakta bahwa The Mandarin hanyalah tokoh palsu yang diperankan oleh seorang aktor bayaran bernama Trevor Slattery.

Melalui film ini, para penonton akan diajak untuk melihat kembali sejarah serta tokoh dibalik organisasi Ten Rings sebenarnya, yaitu Xu Wenwu, yang merupakan ayah Shang-Chi.

Kisah Shang-Chi dalam film ini dimulai saat hidupnya di San Fransisco yang tenang diusik oleh sekelompok pembunuh bayaran yang berusaha merampas liontin pemberian mendiang ibunya.

Serangan tersebut membuat Shang-Chi dan sahabatnya, Katy, harus meninggalkan hidup mereka di San Fransisco dan pergi menuju Macau untuk menemui adik Shang-Chi, Xialing, untuk memperingatkannya tentang ancaman yang akan datang tersebut.

Seiring perjalanannya, Shang-Chi harus kembali menghadapi masa lalu yang telah lama ia tinggalkan. Ketika ia kembali masuk dalam lingkaran organisasi Ten Rings yang misterius, ia menyadari bahwa ia harus segera menghentikan ayahnya.

Katy (Awkwafina) dan Shang-Chi (Simu Liu) di Marvel Studios' SHANG-CHI AND THE LEGEND OF THE TEN RINGS. Photo courtesy of Marvel Studios. ©Marvel Studios 2021.

Katy (Awkwafina) dan Shang-Chi (Simu Liu) di Marvel Studios' SHANG-CHI AND THE LEGEND OF THE TEN RINGS. Photo courtesy of Marvel Studios. ©Marvel Studios 2021.

Padahal, kalo di atas kertas film ini bisa dibilang pake semua hal yang udah digunakan Marvel.

Superhero baru yang mencari identitas dan menyadari potensi, sidekick yang kocak, konflik antar keluarga, adik cewek keren, tragic backstory, dan lainnya.

Segala ciri khas film Marvel tersebut, ditambah sedikit bumbu dari film-film Hong Kong dan film Jackie Chan 90-2000an (plus CGI yang mengecewakan), jadilah Shang-Chi.

Namun film ini harus diakui tetap menghibur. Pemilihan aktor, durasi, dan segala cameo terasa pas. Lawakan yang nggak maksa, plus upaya Marvel memberikan representasi Asia di jagatnya perlu dikasih jempol.

Shang-Chi bukanlah eksperimen atau mencoba mencari "emas" dari Asia, tapi menambah energi dan melengkapi apa yang kurang di MCU selama ini.

Anyway ada dua post-credit scenes di film ini, jadi jangan cepat-cepat keluar teater, ya.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x