Follow Us

Wawancara Eksklusif Voice of Baceprot: Musik Metal Bukan Kriminal!

Mohammad Farras Fauzi - Kamis, 09 September 2021 | 09:10
Voice Of Baceprot
Anton Ishmael

Voice Of Baceprot

HAI-Online.com - Muda, pake hijab, dan memainkan musik keras menjadi highlight yang sering didapatkan oleh trio bernama Voice of Baceprot (VoB) ini.

Jelas aja, beragam stigma dan stereotip muncul. Kerennya, deretan stigma itu mereka berhasil runtuhkan satu persatu tanpa harus bersusah payah mengusung nilai ideologis yang spesifik.

Tapi tenang, kali ini dalam Kisum Live pada hari Rabu (08/09), Voice of Baceprot nggak perlu panjang lebar untuk menjabarkan pandangan klise tersebut kepada HAI.

Justru dengan lantang, Voice of Baceprot yang beranggotakan Marsya (gitar & vocal), Widi (bass), dan Sitti (drum) ini menolak jika pelabelan tersebut yang harus mereka sandang terus menerus.

Baca Juga: Voice of Baceprot Ingin Orang-orang Lebih Toleran Sama Musik di 'God, Allow Me (Please) to Play Music'

Baru saja merilis single pertamanya di tahun 2021 berjudul ‘God Please Allow Me (Please) To Play Music’, VoB menjadi semakin yakin untuk menggunakan musik cadas sebagai wadah utama mereka dalam bersuara.

Selain itu, pencapaian dan atensi internasional juga terus bergiliran menyambangi band metal asal Garut ini. Puncaknya adalah diundangnya VoB sebagai salah satu headliner di event metal bergengsi, Wacken Open Air, Jerman, di tahun depan.

Baca Juga: Bakal Manggung di Wacken 2022, Voice of Baceprot: Kami Hampir Nyerah, Tapi Ini Mimpi yang Jadi Kenyataan

Untuk itu, HAI berkesempatan membedah lebih dalam dan berbagi cerita bersama grup musik yang ternyata masing-masing personelnya sangat bodor (kocak) ini. Simak obrolan lengkapnya di bawah!

Gimana perasaan kalian setelah berhasil ngerilis EP plus satu single baru di 2021?

Ya udah pasti plong sih ya, terutama di masa pandemi kayak gini kami seperti ngeluarin unek-unek aja gitu. Apalagi kami udah bareng selama 7 tahun dan berhasil bikin materi yang emang kami inginkan.

Sebelum kita beranjak masuk buat ngobrol tentang rilisan terbaru kalian, bolehkah lebih dulu menceritakan gimana kalian bisa bermula sebagai VoB?

Jadi pada awalnya kami bertiga dulu satu sekolah di SMP, nah di sekolah kami, iklim kompetitifnya tuh kuat banget; yang bisa bersuara hanya yang mempunyai hasil akademik yang bagus.

Kami merasa keadaan tersebut kurang tepat, hingga sampai akhirnya kami bertemu dengan guru BK kami bernama Abah Ersa untuk mengenalkan dan mengajarkan kami bermacam-macam jenis musik.

Sejak saat itu, kami akhirnya semakin yakin untuk menggunakan musik sebagai sarana yang tepat buat menyalurkan suara kami yang harus tertahan tersebut.

Gimana sampai akhirnya kalian jadi jatuh cinta dengan metal?

Kalo urusan metal, yang paling metal di antara kami adalah Sitti (drummer), dia metal jeró (banget) lah pokoknya.

Tapi kami semua setuju, kalo metal itu cocok banget sebagai wadah utama bagi kami untuk menyuarakan apa yang perlu kami sampaikan.

Dengan musik yang cepat, kompleks, dan berenergi, metal kami anggap sangat cocok untuk menampung isi hati kami sehingga kami tetapkan sebagai pakem bermusik untuk VoB.

Cuma pengen mengonfirmasi sebelumnya, bener ya Baceprot emang diambil dari bahasa Sunda dan bukan kata yang berafiliasi dengan nama Baphomet?

(Tertawa bersama) Muhun, baceprot itu akhirnya meracau atau nggak bisa diem. Sesuai dengan kepribadian kami yang nggak akan diem untuk menyuarakan ketidakadilan (sedap).

Abah Ersa kayaknya adalah orang yang sangat berperan penting buat kalian. Apa yang bisa kalian rangkum selama kerja sama bareng dengan Abah?

Abah adalah segalanya bagi kami saat ini. Selain berperan sebagai guru, tempat bercerita, dan tempat membina konflik (tertawa); Abah juga yang mengenalkan kami pada musik dan juga menggantikan peran orang tua kami selama kami nggak bisa bareng. Sehingga kami sangat bersyukur bisa kerja bareng Abah selama 7 tahunan ini.

Bagaimana kalian bisa mempertahankan kedekatan kalian satu sama lain selama 7 tahun terakhir?

Justru perbedaan yang malah bisa bikin kami tetep awet sampe sekarang. Karena bagi kami, justru perbedaan tersebut yang kemudian memantik diskusi dan proses kreatif jadi lebih berjalan.

Seperti contohnya, Marsya (gitar) dan Widi (bass) ngebawa elemen funky dan groovy untuk menyeimbangkan kemetalan dari drummer kami, Sitti.

Emang nggak mudah ketika harus berseberangan ide satu sama lain, tapi dengan itu justru kami menjadi semakin kuat dan yakin untuk arah musik kami ke depannya.

Apakah ini makna yang pengen kalian tunjukkan di EP terbaru kalian?

Betul, EP live itu kan berisikan hasil cover kami untuk lagu-lagu yang emang jadi favorit semua personel.

Setelah rilisnya EP tersebut, VoB pengen menegaskan kalo itu adalah terakhir kalinya kami ngecover lagu orang dan lebih fokus untuk bikin karya orisinal dari kami.

Dan setelahnya langsung kalian hajar dengan 'God Allow Me (Please) To Play Music'?

Betul sekali. Tapi untuk single ini, pada dasarnya kami hanya menggunakan hak jawab kami untuk menanggapi komentar-komentar miring yang sering banget kami hadapi.

Tolong berhenti untuk mengafiliasikan musik yang kami kerjakan dengan apa pun latar belakang kami, dan ini tentu berlaku untuk siapa pun artisnya.

Selain itu, VoB juga pengen menegaskan kalo metal tidak sama dengan kriminal. Karena pelabelan seperti ini masih sering banget kami temui, semoga lagu terbaru kami bisa menjawab semua pandangan negatif tersebut.

What a great mindset. Lalu setelah ini kalian bakal ada agenda ke Jerman untuk bertolak menuju Wacken Open Air 2022, selamat sebelumnya! Sudah sejauh apa persiapan kalian sekarang?

Untuk saat ini kami sedang fokus untuk menggarap materi-materi baru di studio. Tapi karena banyaknya keterbatasan karena pandemi, jadi kami juga harus bersabar.

Yang jelas untuk persiapan manggung di Wacken Open Air 2022, VoB menyiapkan untuk memperkenalkan versi paling terbaik dari kami.

Gimana ceritanya sampai kalian bisa ikut andil jadi line-up di Wacken dan kapan pertama kali kalian nyadar?

Awalnya kami emang sering nyebut Wacken sebagai salah satu top-list kami nantinya. Adalah tim kami yang awalnya ngebagiin kabar bahagia ini.

Salah satu tim kami memberi tahu kalo kami dikonfirmasi bakal masuk headline Wacken Open Air 2022.

Pertama mendengar kabar tersebut, kami masih kurang ngeuh. Bahkan saya (Marsya) sempet nanyain ke diri sendiri, 'Ini teh Wacken beneran Wacken, atau Wacken yang di Tasik?'.

Setelah ambil nafas yang cukup kami kemudian mencoba check di akun resmi WOA, bener dong nama kami terpampang di line-up.

Kami juga kemudian menyadari kalo Wacken emang cuma ada di Jerman dan nggak ada di Tasikmalaya.

Yang jelas kami nggak pernah nyangka untuk bisa menggapai mimpi besar kami secepat ini, mohon doanya selalu.

Ada rencana untuk sekalian Tur Eropa setelah Wacken Open Air?

Amin. Sudah masuk dalam rencana kami juga, doakan semoga semua lancar.

Terakhir kali, apa yang bakal jadi rencana terbaru buat VoB setelah ini? Bakal ngajak artis lain kolaborasi dalam waktu dekat?

Banget. Impian kami masih seperti sebelumnya, kalo bisa ya kami pengen kerja bareng sama System Of A Down nantinya (Amin).

Kalo buat band lokal, kami pengen banget bisa kolaborasi bareng Seringai, Navicula, dan juga GIGI.

Baca Juga: Rayakan Dua Dekade 'Kid A' & 'Amnesiac', Radiohead Rilis Album Spesial 'Kid A Mnesia'

Berdasarkan pembicaraan singkat ini, HAI kemudian merasakan secara langsung bagaimana Voice of Baceprot membedah banyak sekali stigma dan stereotip yang melekat, terutama di Indonesia.

Kejujuran, kepolosan, dan kehangatan justru menjadi energi terbesar yang dibawa oleh para personel dari Voice of Baceprot.

Selaras dengan cara bersosialisasinya, konsep tersebut yang juga VoB tekankan untuk meramu musik yang jujur dan penuh arti di sepanjang karier mereka.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest