Follow Us

Pencitraan Online Itu Perlu Lho buat Fresh Graduate biar Dilirik Recruiter, Simak Nih 5 Tipsnya!

Hanif Pandu Setiawan - Selasa, 07 September 2021 | 17:15
Ilustrasi melamar kerja. Jangan sampai media sosial kalian jadi bumerang saat melamar kerja ya, guys!
Pxfuel

Ilustrasi melamar kerja. Jangan sampai media sosial kalian jadi bumerang saat melamar kerja ya, guys!

HAI-Online.com – Media sosial saat ini bukan hanya sekadar tempat buat curhat online atau bersenang-senang. Namun lebih dari itu, media sosial udah jadi media buat nampilin curriculum vitae atau CV kalian lho!

Yup, seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat, sistem perekrutan pegawai pun nggak ketinggalan memanfaatkan media sosial untuk memperoleh calon-calon pegawai yang potensial.

Meski CV dan Surat Lamaran tetap menjadi syarat utama administratif dalam proses melamar pekerjaan, para jobseeker khususnya lulusan baru (fresh graduate) harus mengetahui bahwa ada hal lain yang menjadi pertimbangan HRD dalam merekrut calon pegawainya: kepribadian kandidat yang dapat dilihat dari media sosialnya.

Metode perekrutan dengan memeriksa latar belakang kandidat di media sosial ini telah diterapkan oleh perusahaan startup seperti Line, BUMN seperti PLN, bahkan dalam proses seleksi beasiswa.

Baca Juga: Simak 3 Hal yang Harus Disiapin Fresh Graduate sebelum Ngelamar Kerja

Melansir survei CareerBuilder, sebanyak 45 persen perekrut melaporkan bahwa mereka menggunakan situs media sosial untuk menyaring karyawan potensial.

Dari mereka yang melakukan pencarian online atau pemeriksaan latar belakang kandidat, 29 persen menggunakan Facebook, 26 persen menggunakan LinkedIn, 21 persen menggunakan MySpace, 11 persen melalui Blog, sementara 7 persen mengikuti kandidat di Twitter.

Sementara 18 persen perekrut mengatakan mereka menemukan konten di situs media sosial yang mendorong mereka untuk mempekerjakan kandidat.

Ilustrasi menggunakan media sosial di ponsel.
PIXABAY/JESHOOTS-COM

Ilustrasi menggunakan media sosial di ponsel.

Merangkum laman Alumni UGM, ada sejumlah hal yang mendorong perekrut untuk mempekerjakan kandidat:

  • Profil memperlihatkan kesan kepribadian yang baik dan cocok dalam organisasi (50 persen).
  • Profil didukung kualifikasi profesional kandidat (39 persen).
  • Kandidat adalah pribadi yang kreatif (38 persen).
  • Kandidat menunjukkan keterampilan komunikasi yang solid (35 persen).
  • Kandidat memiliki lingkaran pertemanan yang baik (33 persen).
  • Orang lain memasang referensi yang baik tentang kandidat (19 persen).
  • Kandidat menerima penghargaan-penghargaan (15 persen).
Baca Juga: Inilah 10 Universitas Terbaik Indonesia Versi THE WUR 2022, Ada Kampus Lo?

Namun, banyak juga jobseeker melakukan hal yang sebaliknya dan nggak peduli pada semua konten yang mereka posting secara online.

Sebanyak 35 persen perekrut melaporkan bahwa mereka telah menemukan konten di media sosial yang menyebabkan mereka nggak mempekerjakan kandidat, yaitu:

  • Kandidat memposting foto atau informasi yang provokatif atau nggak pantas (53 persen)
  • Kandidat memposting konten tentang mereka minum atau menggunakan narkoba (44 persen)
  • Kandidat mengomelkan majikan sebelumnya, rekan kerja, atau klien (35 persen)
  • Kandidat menunjukkan keterampilan komunikasi yang buruk (29 persen)
  • Kandidat membuat komentar diskriminatif (26 persen)
  • Kandidat berbohong tentang kualifikasi (24 persen)
Nah, untuk menghindari hal tersebut, kamu perlu membangun citra positif pada media sosial.

Baca Juga: Jangan Sampai Keliru, Ini Perbedaan CV, Resume dan Portofolio

Simak nih 5 tips bagi jobseeker untuk menjaga citra positif secara online:

  1. Sebelum mulai mencari kerja, hapus semua foto, konten, dan tautan yang dapat membuat kamu terkesan buruk di mata perekrut.
  2. Pertimbangkan untuk membuat grup profesional kamu sendiri di situs seperti Facebook atau sejenisnya. Ini adalah cara yang bagus untuk menjalin hubungan dengan para pemimpin, perekrut, dan referensi potensial.
  3. Pertahankan konten yang kamu posting terfokus pada hal-hal positif, entah itu terkait dengan informasi profesional atau pribadi. Pastikan untuk menyoroti pencapaian tertentu di dalam dan luar pekerjaan.
  4. Selektiflah dalam menerima permintaan pertemanan. Jangan lupa orang lain dapat melihat teman-teman kamu ketika mereka mencari tentang kamu. Pantau komentar yang dibuat oleh orang lain pada akun kamu dan pertimbangkan untuk menggunakan fitur “block komentar”. Lebih baik lagi, atur profil kamu menjadi “private” sehingga hanya teman yang ditunjuk yang dapat melihatnya.
  5. Jika kamu masih bekerja di suatu perusahaan tapi sedang mencari pekerjaan lain, jangan menceritakan hal ini di Tweet atau status media sosial kamu. Ada beberapa contoh orang yang dipecat karena melakukan hal ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fresh Graduate, Ini 5 Tips Ciptakan Citra Online Positif di Mata Perekrut"

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest