HAI-Online.com – Dugaan pelecehan seksual dan perundungan atau bullying terhadap seorang pegawai di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat baru-baru ini rame jadi pembicaraan di media sosial.
Ironisnya, hal seperti ini bisa terjadi di lingkungan kerja seperti KPI, sebuah lembaga yang bertugas melakukan pengawasan pada siaran di Indonesia.
Menanggapi kasus ini, Psikolog Sosial asal Solo, Hening Widyastuti, menjelaskan pemicu bullying atau pelecehan seksual di lingkungan kantor bisa terjadi.
Dia mengatakan, bullying bisa terjadi karena dua faktor, yakni eksternal berupa senioritas-junioritas dan internal berupa karakter si korbannya sendiri.
1. Masalah senioritas dan junioritas
Masalah pertama yang kerap kali menjadi faktor risiko terjadinya pelecehan seksual atau perundungan di lingkungan kantor adalah persoalan senioritas dan junioritas.
"Masalah senioritas dan junioritas, (atau soal) anak lama, anak baru; dan lingkungan yang tidak sehat secara psikologis terlalu mendewa-dewakan senioritas dan situasi yang memberi kesempatan untuk terjadi perundungan," tutur Hening kepada Kompas.com, Jumat (3/9/2021).
Baca Juga: 4 Tips buat Nenangin Diri dari Overthinking, Salah Satunya dengan Dengerin Lagu
2. Karakter internal korban
Faktor kedua adalah persoalan internal yakni karakter korban perundungan. Hening berkata bahwa perundungan umumnya dialami oleh seseorang dengan karakter penurut yang nggak memiliki keberanian untuk melawan, serta cenderung pendiam dan menyimpan semua masalah yang dihadapi sendirian.
"Karakter ini sangat mudah untuk menjadi korban perundungan," kata Hening.