HAI-Online.com – Kamu pernah ngalami lagi nggak enak badan terus coba-coba nyari tahu penyebabnya di internet? Kalo jawabannya pernah, bisa jadi kamu udah ngelakuin yang namanya self-diagnose.
Meski nggak sepenuhnya salah, menggantungkan diagnosis cuma pada informasi di internet bisa berbahaya buat kamu sendiri lho.
Self-diagnose sendiri merupakan istilah yang digunakan ketika seseorang mendiagnosis penyakit yang sedang dialami berdasarkan pencarian informasi secara mandiri.
Yang paling umum dilakukan, self-diagnose juga banyak dilakukan untuk memeriksa kesehatan mental.
"Banyak orang yang mencari tahu gejala kesehatan mental di internet, lalu percaya mentah-mentah bahwa mereka sedang mengalaminya. Padahal, apa yang ada di internet belum tentu sesuai dengan mereka," jelas Prita Yulia Maharani, M.Psi., Psikolog, tim konselor dari aplikasi konseling Riliv dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (28/8/2021).
Sebenarnya nyari tahu soal gejala penyakit yang kamu alami sah-sah aja, asalkan diimbangi dengan cross-check ke dokter atau ahlinya.
“Caranya ya dengan mendatangi psikolog atau psikiater profesional untuk tahu lebih lanjut masalah kesehatan mental yang sedang dialami. Dari situ bisa ditentukan langkah yang bisa diambil selanjutnya," ujar Prita.
Nah biar kamu bisa lebih berhati-hati, simak nih alasan mengapa kamu sebaiknya nggak melakukan self-diagnose:
1. Malah bikin panik
Manusia itu punya naluri untuk cenderung memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa menimpanya. Itulah mengapa lebih mudah bagimu buat mengasumsikan hal-hal buruk ketika melakukan self-diagnose.
Pada akhirnya, self-diagnose hanya akan membuatmu mengalami kepanikan yang nggak seharusnya terjadi.
Nah di sini psikolog profesional bisa menjelaskan kondisimu dengan baik tanpa menimbulkan kepanikan dan kecemasan.