Lewat kemenangan ini, Edwin pun berharap film-film Asia Tenggara bisa dipenuhi dengan keberagaman rasa, lantang menyenandungkan dan meneriakkan perlawanan terhadap segala sesuatu yang meniadakan kemanusiaan.
Sementara itu sang produser, Meiske Taurisia mengatakan, situasi pandemi ini mengajarkan untuk selalu punya harapan walau terjebak dalam sistem yang terpuruk.
Dia mengatakan, penghargaan Golden Leopard ini menjadi bukti nyata bahwa film Indonesia berdaya saing secara ide, kreatif dan artistik di sirkuit film dunia.
“Kompetensi ini jarang sekali dipahami di dalam negeri, karena ruang pemutaran yang terbatas sehingga sulit diakses penonton film Indonesia,” tutur Meiske.
“Meraih hadiah utama merupakan pencapaian besar untuk Indonesia. Kontingen kebudayaan lewat film berhasil membawa pulang piala emas Golden Leopard. Namun juga sedih mengingat kebudayaan tidak pernah diakui keberhasilannya dibandingkan dengan kontingen olahraga,” lanjutnya.
Wah, congratulations ya! (*)