Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Nggak Cuma Muamar Qadafi, Ini 11 Coach Bulu Tangkis asal Indonesia yang Juga Melatih Negara Lain

Hanif Pandu Setiawan - Selasa, 03 Agustus 2021 | 17:40
Muamar Qadafi jadi sosok yang ikut berjasa membawa Kevin Cordon melaju ke semifinal Olimpiade Tokyo 2020.
Tangkapan layar video BWF Official/Instagram

Muamar Qadafi jadi sosok yang ikut berjasa membawa Kevin Cordon melaju ke semifinal Olimpiade Tokyo 2020.

HAI-Online.com – Keberhasilan pebulu tangkis Guatemala Kevin Gordon mencetak sejarah sebagai pemain bulu tangkis pertama dari benua Amerika yang berhasil mencapai semifinal Olimpiade saat berlaga di Tokyo 2020 nggak bisa lepas dari sosok pelatih asal Indonesia, Muamar Qadafi.

Baca Juga: Chromebook Ramai Diperbincangkan, Ini Bedanya dengan Laptop Biasa

Seperti yang kita tahu, Indonesia jadi salah satu negara Asia yang punya sejarah kuat dengan olahraga bulu tangkis.

Nggak hanya pemain, pelatih dari Indonesia juga bisa dibilang ikut banyak berkontribusi bagi dunia bulu tangkis.

Nggak heran, pelatih bulu tangkis asal Indonesia jadi inceran banyak negara di seluruh dunia.

Pelatih Kevin Gordon, Muamar Qadafi sendiri adalah pelatih asal Indonesia yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.

Baginya, Guatemala bukanlah negara asing karena ini merupakan periode kepelatihannya yang kedua di Guatemala. “Periode pertama dari 2009 hingga 2010. Periode kedua 2017 hingga sekarang,” kata Qadafi, seperti dikutip Badminton Asia.

Baca Juga: Semua Menang! Anthony Ginting Raih Perunggu, Kevin Cordon Dapat Hati Supporter Badminton

Cerita bermula ketika dua rekannya di Djarum Badminton Club, Roy Purnomo dan Agustinus Sartono, menjadi sparring partner di Peru.

“Saat itu, pelatih Peru asal China itu ingin mengundurkan diri. Sang pelatih memberitahu kedua temannya bahwa ia membutuhkan seseorang untuk melanjutkan tugasnya,'' kenang pria kelahiran 30 Oktober 1981 itu.

Akhirnya pada 2005, Qadafi memutuskan keluar dari Klub Bulu Tangkis Djarum dan terbang ke Peru. Pada awalnya, namanya nggak diketahui.

“Setelah saya membawa Peru ke Kejuaraan PanAm Junior 2006, kompetisi seperti Kejuaraan Junior Asia di Asia, orang-orang perlahan mulai mengenali saya,” kata Qadafi, yang kini tinggal di Jogjakarta saat kembali ke Indonesia.

Saat ia menjadi lebih terkenal, ia menerima tawaran untuk melatih di Guatemala. Namun, dia hanya di sana selama satu musim. Pada periode pertama, Qadafi melakukan perjalanan ke berbagai negara. Hingga akhirnya tawaran kedua kembali datang kepadanya pada 2017.

“Saya kembali ke Peru dan juga melatih di Meksiko,” lanjutnya.

Dengan pengalaman yang lebih matang, Qadafi membuat Guatemala menjadi kekuatan bulu tangkis di Amerika Latin.

Nggak cuma Muamar Qadafi

Tangan pelatih Indonesia juga ada di Malaysia. Kehadiran Flandy Limpele mengantarkan negara itu meraih perunggu di nomor ganda putra Olimpiade Tokyo 2020 melalui pasangan Aaron Chia/Soh Wooi Yik yang mengalahkan ganda senior Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada rubber game 17-21, 21-17, 21-14.

Baca Juga: Indonesia Raih Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020, Greysia/Apriyani Bikin Bangga!

Flandy Limpele

Flandy Limpele

Flandy baru bergabung dengan tim Malaysia baru-baru ini, namun, bahkan dalam waktu yang relatif singkat, sentuhannya membuahkan hasil.

Flandy dulunya adalah pemain bulu tangkis ganda. Dia memenangkan medali perunggu di ganda putra di Olimpiade Athena 2004 ketika dipasangkan dengan Eng Hian.

Di Tokyo 2020, Eng Hian melatih ganda putri Indonesia dan membawa timnya, Greysia Polii/Apriyani Rahayu ke final.

Sebelum melatih dengan Malaysia, Flandy adalah pelatih India. Dia membawa Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty ke posisi 10 besar dunia. Ini adalah satu hal yang sudah lama nggak dilakukan pasangan ganda India.

Saat ini, senggaknya ada 12 pelatih Indonesia di 9 negara berbeda di dunia.

Di negara Asia ada Hendrawan, Flandy Limpele, Paulus Firman, dan Indra Wijaya di Malaysia, Mulyo Handoyo di Singapura, Rexy Mainaky di Thailand dan Namrih Suroto di India.

Sementara di benua Eropa, ada Imam Teguh di Finlandia, Davis Efraim di Irlandia, Didi Purwanto di Hongaria, dan Indra Bagus di Belgia. Dan terakhir, di benua Pan-Amerika ada Muamar Qadafi di Guatemala. (*)

Baca Juga: Selain Medali Emas, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Dapet Bonus Cabang Baso Aci Akang dari Arief Muhammad

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x