HAI-Online.com – Cinta pertama memang hal yang sulit dilupakan. Bagi sebagian orang, memori cinta pertamanya bisa sangat membekassampaibertahun-tahun.
Bahkansaking membekasnya, mereka masih kerapmengingat-ingat cinta pertama mereka saat jatuh cinta dengan orang baru.
Nggak jarang, mereka akan membandingkan calon gebetan baru dengan cinta pertama mereka untuk menentukan kelanjutan hubungan mereka.
Saat pertama kali jatuh cinta, kita mungkin merasakan hal yang belum pernah terjadi, yaitu sangat menyukai orang lain. Nah seiring bertambahnya usia, pengalaman atas perasaan jatuh cinta kian berkembang dan kaya warna.
Yang jadi pertanyaan,kenapa cinta pertama sulit dilupakan meskipun telah menjalani hubungan dengan orang berikutnya?
Baca Juga: 5 Tipe Cowok yang Bikin Cewek Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama, Kalian Termasuk, Nggak?
Jatuh cinta sangat membekas
Menurut pelatih perilaku kognitif untuk pasangan Dr. Robin Buckley, cinta itu membuat ketagihan. Itulah alasan mengapa cinta pertama masih terukir di hati dan terekam kuat di otak.
“Beberapa neurotransmiter yang sama dengan yang memicu kecanduan ikut diaktifkan ketika kita sedang jatuh cinta. Misalnya endorfin, dopamin, dan serotonin,” kata Dr. Robin Buckley pada Bustle.
Ini Kata Para Ahli Otak manusia belajar mendambakan pelepasan dan penciptaan neurotransmiter tersebut.
Zat kimia "yang memunculkan rasa nyaman" ini dapat menyebabkan kita merasakan euforia dan perasaan senang yang intens, terutama bila dikombinasikan dengan sentuhan fisik.
Saking melekatnya memori tentang pelepasan neurotransmitter itu, cinta pertama dapat mempengaruhi diri dalam hubungan asmara selanjutnya.
Setelah mengalami sesuatu yang begitu menyenangkan seperti jatuh cinta untuk pertama kalinya, kemungkinan besar kita akan mengejar perasaan itu lagi dan lagi.
Menurut Buckley, cinta pertama berpotensi menjadi "template untuk hubungan masa depan."
Ini adalah alasan utama mengapa orang-orang terpaku pada cinta pertama mereka meski hubungan telah lama berakhir. Secara nggak sadar, manusia belajar mengenal apa yang disukai sehingga membuatnya ingin menemukannya lagi.
“Kita juga akan menyadari apa yang nggak kita sukai, sehingga berusaha menghindarinya,” ujar dia.
Baca Juga: Cewek Ternyata Lebih Bahagia Sama Cowok yang Kurang Menarik
Mantan pertamacenderung jadi pembanding
Cinta pertama menjadi pembanding untuk menilai hubungan masa depan, membuat hubungan itu tetap hidup dalam ingatan kita, mudah diakses dan nggak dilupakan.
Saat kita mengingat cinta pertama, kita memicu beberapa neurokimia yang terkait dengannya, memastikan emosi yang terkait dengan ingatan tetap aktif.
Menurut seorang psikolog klinis berlisensi, Dr. Holly Schiff, PsyD, cinta pertama juga biasanya hadir dengan berbagai pengalaman pertama lain. Misalnya, ciuman pertama dan mulai belajar bagaimana cara berkompromi dengan adil.
“Kenangan ini akan terbawa seumur hidup karena orang itu terlibat atas pertumbuhan perasaan kita,” kata Schiff.
Apalagi cinta pertama biasanya mewakili masa muda, di mana kita masih lebih sederhana, masa yang paling dinanti-nantikan oleh kebanyakan orang,”sambung dia.
Saat pertama kali mengalami sesuatu, tentu sulit untuk melupakannya. Sebesar apapun memori cinta pertamakalianmelekat di pikiran, ada baiknya agar terus melihat ke masa depan.
Apalagikalo kalian tahu bahwa kalian telah menapaki jalan hidup masing-masing. Keadaan dan perasaan sudah tak lagi sama. Maka sebaiknya, Anda tak perlu mencoba untuk berhubungan kembali dengan cinta pertama.
Baca Juga: Apa yang Terjadi Saat Seseorang Putus Cinta? Apa Ada Obatnya?
“Jika terus menghidupkan kembali masa lalu, kita mengalihkan perhatian dari masa kini dan siapa diri kita sekarang.”
Berpikiran baik tentang hidupkalian sekarang akan mempermudah proses move on dari cinta pertama.
“Kita harus tetap fokus pada masa kini. Di sinilah Anda sekarang,"ujar Buckley. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Jatuh Cinta, Mengapa Kita Cenderung Membandingkan Mantan Pertama?"