HAI-ONLINE.COM - Buat lo yang melankolis, pasti tau sama podcast Rintik Sedu nih. Dikenal sebagai sosok penulis dan podcaster romantis, Nadhifa Allya Tsana alias Rintik Sedu banyak dipuji oleh penggemar dan pendukungnya sebagai ahlinya genre percintaan.
Sepanjang kariernya, dia banyak menarasikan kisah-kisah cinta melankolis bahkan menerbitkan Geez and Ann, buku pertamanya yang sempat dapat label best seller, pada saat dia baru berusia 19 tahun. Dirinya juga telah aktif menulis sejak SMP dan terus menekuni kegemarannya tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, dia menuangkan kemampuan menciptakan suasana romantisnya ke dalam podcast, dengan hasrat untuk genre romansa yang lebih kuat lagi.
“Bagi saya, ‘cinta’ adalah salah satu perasaan terpenting yang harus kita alami dan lalui. Cinta mengambil porsi besar dari kehidupan kita sebagai manusia… dan itulah yang membuat saya menggebu-gebu. Ada hubungan yang kuat antara cerita romansa dan perasaan manusia. Saya melihat romansa bukan hanya soal jatuh cinta dengan orang lain - tetapi juga dalam mencintai diri sendiri dan menemukan jati diri,” kata Tsana.
Dia pun mengibaratkan semua podcastnya sebagai “teman bagi para pendengar” yang mencari penghiburan dalam kisah-kisah cinta dan patah hati.
“Ketika saya mulai membuat podcast, nggak butuh waktu lama untuk akhirnya menyadari bahwa terdapat banyak kesamaan dalam proses kreatif menulis dan podcasting. Dengan narasi yang memikat dan tanpa aspek visual, buku dan podcast dapat menghidupkan sebuah cerita, dan membangkitkan pengalaman yang berbeda bagi setiap pendengarnya. Saya sangat menikmati pengalaman membawa pendengar saya ke dalam perjalanan seperti itu.”
Menyusul seri podcast cerita pendeknya, Rintik Sedu yang dirilis pada tahun 2019, podcast Original Spotify terbarunya yang berjudul “Kuas, Kanvas, dan Bulan Kesepian”, yang akan tersedia eksklusif di Spotify mulai 14 Juli, mengarungi perjalanan mencari cinta yang sempurna, dengan lika-liku yang nggak sempurna.
Podcast ini bercerita tentang Karin, seorang cewek yang mendambakan kesempurnaan dalam hidupnya. Untuk Karin, nggak ada yang lebih sempurna daripada sebuah lukisan.
Melalui serial ini, pendengar dapat mengikuti perjalanan Karin yang jatuh cinta kepada seseorang yang “tak berwarna”, tak sempurna, tetapi nampaknya adalah satu-satunya orang yang dicintainya. Di matanya, cowok ini bagai rembulan. Agung tetapi diwarnai nuansa kesendirian.
Baca Juga: 'In The End' Linkin Park Jadi Lagu Genre Nu Metal Pertama Yang Diputar 1 Miliat Kali di Spotify
Ketika ditanya mengapa pendengar harus mengikuti episode demi episode, Rintik Sedu memberikan bocoran bahwa hanya dengan demikian pendengar akan merasakan kebingungan yang dialami Karin.
Seperti halnya Karin, mereka juga harus menunggu sampai episode selanjutnya untuk mendapatkan jawaban yang ia cari. Cerita ini membangun tegangnya antisipasi seputar bagaimana setiap individu mendefinisikan cinta sempurna.