Miming menjelaskan bahwa faktor pemicu suhu dingin yang pertama adalah pelepasan panas permukaan Bumi.
"Suhu lebih dingin pada malam-dini hari tersebut dapat terjadi karena adanya proses pelepasan panas permukaan bumi ke atmosfer secara maksimal pada malam menjelang pagi hari," jelasnya.
Suhu lebih dingin pada malam hingga dini hari ini sebagai akibat dari kondisi cuaca cerah dan tidaknya ada awan yang menghalangi transfer panas dari permukaan bumi ke atmosfer, suhu dingin akan lebih terasa dampaknya di wilayah dataran tinggi.
Pelepasan secara maksimal panas dari permukaan bumi ke atmosfer tersebut menyebabkan penurunan suhu permukaan bumi menjadi signifikan, terutama ditambah jika angin lapisan atmosfer atas mengindikasikan adanya aliran udara yang relatif lebih dingin dari Australia.
Baca Juga: Gunakan CT Scan, Rumah Sakit Italia Coba Ungkap Rahasia Mumi Mesir
2. Posisi semu Matahari
Saat ini posisi semu matahari masih berada di titik terjauh di belahan bumi utara (BBU).
Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa saat ini di BBU sedang berlangsung musim panas.
Sedangkan, di wilayah selatan (BBS) sedang berlangsung musim dingin, dalam hal di wilayah Australia terutama bagian selatan.
3. Pengaruh angin
Angin di wilayah Indonesia bagian selatan ekuator pada periode ini (Juli-Agustus) masih dominan bertiup dari arah timur hingga tenggara sebagai dampak dari sedang aktifnya Angin Monsun Australia yang bertiup dari arah Australia bergerak ke BBU melewati wilayah Indonesia.
Massa udara yang bergerak dari arah Australia tersebut sifatnya kering dan memiliki suhu yang relatif dingin.