3. Beda target beda tujuan
Ketika memilih partner olahraga, kita nggak sekadar mencari teman tetapi mencari seseorang dengan target yang kalo bisa sama dengan kita.Artinya, kita juga perlu tahu apa yang ingin kita capai dari berolahraga.
Kalo target kita menurunkan berat badan, misalnya, kita mungkin perlu menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan olahraga kardio. Maka carilah partnerdengan frekuensi yang sama.
Jika target kita adalah melakukan lebih banyak kardio dan partner kita mau membentuk tubuh dengan lebih banyak latihan beban, maka dia mungkin akan lebih banyak menghabiskan waktunya di sana.
Perbedaan target ini memang tidak berbahaya, tapi kita bakal mencapai target lebih cepat jika partner kita juga "berlari" di jalur yang sama, bukan.
Baca Juga: Artis TikTok jxdn Segera Punya Album, Travis Barker Jadi Produsernya
4. Pilih partner yang so-so
Waduh faktanya, kita yang mungkin berpartner dengan seseorang yang punya tujuan sama ternyata memilih juga nih teman yang kemampuan olahraganya pun sama.Mikirnya biar kedua belah pihak nggak ngoyo dan bisa sama-sama mencapai tujuan dengan aman.
Keliru, mencari partner olahraga sebaiknya idiabyang punya kemampuan lebih di satu sisi ada tingkat persaingan yang terbangun dan bisa memicu diri kita untuk lebih semangat dan mendobrak batas diri.
Sementara untuk partner kita, mereka akan punya seseorang yang termotivasi untuk bekerja keras demi mencapai tingkat kemampuan seperti mereka. Pada akhirnya, mereka juga akan lebih semangat berolahraga.
Lebih baik lagi jika kita bisa menemukan partner yang bisa mengisi peran seperti mentor.
Baca Juga: Batal SixPack Meski Rajin Olahraga, Ini 5 Kebiasan yang Bikin Perut Kita Tetap Buncit