Salah satu alasan mengapa partner olahraga penting adalah untuk membangun kompetisi dan rivalitas, yang pada akhirnya mendorong kita bekerja lebih keras.
Kalo ternyata partner olahraganya kamu adalah sahabat sendiri, apakah kita bakal nyaman melakukan kompetisinya? Apakah kita bisa menjaga sahabat kita tetap akuntabel ketika dia tidak pergi ke gym?
Nah, situasi semacam ini berpotensi mengubah hubungan persahabatan ke posisi yang canggung dan bukan nggak mungkin malah berakhir dengan rusaknya hubungan pertemanan.
So, pilih teman olahraga yang bisa enak diajak berkompetisi sehat meskipun jangkauannya itu di luarcirclekamu.
Kalo ternyata ada salah satu sahabat dekat kamu mau ikutan olahraga dan mempengaruhi lifestyle-nya, itu juga baik tetapi jangan mengandalkannya sebagai partner olahraga, paham ya sampai sini hehehe.
2. Duh, Cerewet
Kita mungkin berpikir seseorang yang terus-menerus menyemangati kita bakal membantu meningkatkan performa olahraga kita.Namun, dukungan yang kita butuhkan sebetulnya bukanlah sesuatu yang berlebihan.
Sebuah penelitian dari Michigan State University mengamati beberapa orang yang melakukan gerakanplankdan partnernya meneriakkan frasa umum, seperti "ayo dorong terus! Lo kuat, kagak lemah".
Hasilnya, mereka yang melakukanplankdengan dukungan temannya malah tidak bisa menahan posisinya lebih lama dari partisipan yang melakukanplanktanpa dorongan temannya sama sekali.
Meskipun teman kita memang berusaha membantu dengan menyemangati, namun mudah untuk menafsirkan teriakan tersebut sebagai hal yang menggurui atau merendahkan, terutama ketika kita yang berkeringat. Cobain deh, pasti, gondok!
Baca Juga: Satu Gerakan Olahraga Ini Bisa Bakar Lemak Lebih Cepat dan Efektif!