Hening mengatakan bahwa kasus remaja seperti nge-bm truk ini dipengaruhi oleh lingkungan pertemanannya.
"Setiap harinya, mungkin mereka hanya melihat teman-temannya, ikut-ikutan, lalu lama kelamaan dia merasa nyaman dan akhirnya berani memberhentikan truk yang luar biasa besar dibanding badannya," kata Hening.
Memang sekarang trennya apa-apa dibuat konten. Ketika dulu media sosial belum ramai, aksi seperti ini jarang terekspos.
Nah, menurut Hening setelah ada media sosial dengan konten serupa, remaja yang melihat aksi berbahaya dalam konten tanpa disadari menumbuhkan keinginan untuk melakukan hal serupa. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul"Viral Remaja Nekat Hentikan Truk, Ini Penyebabnya Kata Psikolog"