Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

David Tarigan: HAI Udah Jadi Sumber Referensi Musik Sejak Dulu

Mohammad Farras Fauzi - Rabu, 24 Maret 2021 | 15:30
David Tarigan
Andika Aditia / Kompas

David Tarigan

HAI-ONLINE.COM -Indonesia merupakan negara yang dianugerahi oleh kemajemukan dengan level yang sangat tinggi. Mulai dari segi etnisitas, bahasa, hingga budaya yang juga berpengaruh padavariasi dan dinamika musik diIndonesia.

Globalisasi dan sebaran pengaruh musik yang diimpor dari luar Indonesia juga memiliki andil besar dalam menciptakan lika-liku yang menarik pada industri musik nasional.

Mulai berkembang pesat pada era 1950 hingga 1960-an, gelombang musik impor yang datang ke Indonesia mulai memantapkan pesonanya di era 1970-an hingga saat ini.

Para musisi dan band - umumnya di kota besar - berlomba-lomba untuk mencapai ketenaran dan kemakmuran dengan menyuguhkan aksi yang dimirip-miripkan dengan sosok yang menjadi idolanya.

Merujuk pada industrialisasi musik dan terma musik pop di era tersebut, peran Amerika Serikatserta Inggris Raya tidak dapat terelakkan dan menjadi poros utama yang menjadi barometer industri musik skala internasional.

Sebaran informasi dan teknologi tentu menjadi kunci bagaimana referensi musik impor dapat digali oleh para musisi, terutama di era sebelum internet berkembang.

Baca Juga: Istri Mendiang Chester Bennington Sampaikan Pesan Menyentuh untuk Sang Vokalis

Lantas pertanyaan pun mencuat, gimana dong anak-anak muda di era tersebut ngulik dan menggali musik-musik luar negeri untuk menciptakan musik yang"obscure"?

Sosok pengamat musik kawakan di Indonesia, David Tarigan, jugaturut urun berpendapat dalam sebuah perbincangan bersama HAI berkenaan tentang dinamikamusik di Indonesia yang semakin semarak dari dekade ke dekade.

"Ngomongin tentang gimana cara generasi sebelum internet bisa dapet referensi musik yang kaya dan beragam, tentu harus didasari oleh kemauan dari masing-masing individu untuk mengeksplor berbagai macam musik - dan jugapop culture -yang ingin diikuti," ujar David mengawali.

"Saat itu akses yang serba terbatas makin membuat para anak muda semakin tertantang untuk menggali lebih dalam. Majalah dan buku adalah salah satu kunci utama bagi generasi sebelum internet ini untuk mendapatkan "ilmu" tersebut."

"Gue pribadi yang besar di era 1990-an awal sangat terbantu oleh kehadiran HAI sebagai salah satu majalah lokal yang sering membahas tentang kultur dan musik termutakhir."

Majalah HAI 90-an (Herman Wahyudhi)

Majalah HAI 90-an (Herman Wahyudhi)

"Salah satu rubrik di HAI yang paling gue ikutin adalah rubrik komik impor terjemahan yang ngomongin tentang perjalanan musik rock. Rubrik tersebutlahyang ngebuat gue sangat terinspirasi untuk mulai nulis musik, hingga bahkan memutuskan untuk masuk ke sekolah seni. Nggak jarang juga gue kadangnyolong-nyolongbaca buku dan majalah impor di beberapa toko buku impor di bilangan Jakarta," lengkap David mengakhiri pertanyaan ini.

Nah kalo sekarang meski udah nggak ada majalahnya, HAI tetap update lewat situs, YouTube, media sosial, dan kini bikin playlist di JOOX juga!

Yoi, HAI baru aja bikin playlist "Nasional Fenomenal" di JOOX nih. Isinya, lagu-lagu lokal terkeren dari 2011-sekarang.

Klik link ini deh buat denger playlist-nya!

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x