HAI-ONLINE.COM -Indonesia merupakan negara yang dianugerahi oleh kemajemukan dengan level yang sangat tinggi. Mulai dari segi etnisitas, bahasa, hingga budaya yang juga berpengaruh padavariasi dan dinamika musik diIndonesia.
Globalisasi dan sebaran pengaruh musik yang diimpor dari luar Indonesia juga memiliki andil besar dalam menciptakan lika-liku yang menarik pada industri musik nasional.
Mulai berkembang pesat pada era 1950 hingga 1960-an, gelombang musik impor yang datang ke Indonesia mulai memantapkan pesonanya di era 1970-an hingga saat ini.
Para musisi dan band - umumnya di kota besar - berlomba-lomba untuk mencapai ketenaran dan kemakmuran dengan menyuguhkan aksi yang dimirip-miripkan dengan sosok yang menjadi idolanya.
Merujuk pada industrialisasi musik dan terma musik pop di era tersebut, peran Amerika Serikatserta Inggris Raya tidak dapat terelakkan dan menjadi poros utama yang menjadi barometer industri musik skala internasional.
Sebaran informasi dan teknologi tentu menjadi kunci bagaimana referensi musik impor dapat digali oleh para musisi, terutama di era sebelum internet berkembang.
Baca Juga: Istri Mendiang Chester Bennington Sampaikan Pesan Menyentuh untuk Sang Vokalis
Lantas pertanyaan pun mencuat, gimana dong anak-anak muda di era tersebut ngulik dan menggali musik-musik luar negeri untuk menciptakan musik yang"obscure"?
Sosok pengamat musik kawakan di Indonesia, David Tarigan, jugaturut urun berpendapat dalam sebuah perbincangan bersama HAI berkenaan tentang dinamikamusik di Indonesia yang semakin semarak dari dekade ke dekade.
"Ngomongin tentang gimana cara generasi sebelum internet bisa dapet referensi musik yang kaya dan beragam, tentu harus didasari oleh kemauan dari masing-masing individu untuk mengeksplor berbagai macam musik - dan jugapop culture -yang ingin diikuti," ujar David mengawali.
"Saat itu akses yang serba terbatas makin membuat para anak muda semakin tertantang untuk menggali lebih dalam. Majalah dan buku adalah salah satu kunci utama bagi generasi sebelum internet ini untuk mendapatkan "ilmu" tersebut."
"Gue pribadi yang besar di era 1990-an awal sangat terbantu oleh kehadiran HAI sebagai salah satu majalah lokal yang sering membahas tentang kultur dan musik termutakhir."