Follow Us

Nggak Cuma Urusan Bisnis, Menjadi Sociopreneur Juga Mengembangkan Kepedulian Sosial Anak Muda

Al Sobry - Senin, 22 Maret 2021 | 14:50
Nggak Cuma Urusan Bisnis, Menjadi Sociopreneur Juga Mengembangkan Kepedulian Sosial Anak Muda

Nggak Cuma Urusan Bisnis, Menjadi Sociopreneur Juga Mengembangkan Kepedulian Sosial Anak Muda

Menurut Nadia Hasna Humaira, seorang penggiat sociopreneur, dalam diskusi tersebut mengungkapkan bahwa profesi yang dijalaninya itu merupakan gerakan wirausaha (bisnis) namun tidak melupakan aspek sosialnya.

Baca Juga: Bukan Giring, Hasil Survei Capres 2024 Beberkan Anak Muda Memilih Anies Baswedan...

“Mereka (ini) tidak hanya mengejar laba semata, tapi juga bisa memberikan manfaat kepada sekitarnya,“ katanya.

Meski masih ada yang beranggapan bahwa sociopreneur menempatkan masyarakat miskin sebagai objek usahanya. Justru, paradigma ini diluruskan oleh Hempri Suyatna, Dosen Fisipol Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dia mengatakan, sociopreneur tidak menempatkan mitra binaan sebagai objek, justru menempatkan mereka sebagai rekan kerja.Tidak bisa dimungkiri bahwa peningkatan jumlah sociopreneur akan membuka kesempatan kerja lebih luas sekaligus membangun iklim ketenagakerjaan yang kondusif.

Itu sebabnya, tak kurang dari itu, mantan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri pun ikut mendorong generasi muda untuk menjadi sociopreneur, yang tidak cuma mengembangkan bisnis tapi juga peduli dengan aspek sosial.

Nadia Hasna Humaira merupakan generasi muda yang bergiat di bidang ini. Dia, membentuk wadah bagi para pemuda berkumpul, bertukar informasi seputar peluang bisnis terutama yang berorientasi pada sociopreneur.

Nadia memulai ketertarikannya pada sociopreneur dengan hal-hal kecil yang ia lakukan.

Ia mencontohkan, efektifvitas penggunaan media sosial saat kuliah di Malaysia dapat mendukung labcarnya kerja bisnis sosial ini.

“Saat kuliah di negeri jiran, saya dan teman-teman kerap mendatangi sejumlah warung makan yang pemiliknya adalah para TKI (tenaga kerja Indonesia) wanita, yang sebenarnya mereka mengalami kesulitan keuangan juga, namun terbentur berbagai alasan, sehingga tidak dapat kembali ke Indonesia.

Baca Juga: Duh, 80 Persen Kondisi Mental Anak Muda Memburuk Selama Pandemi

“Akhirnya kami membantu mereka dengan mendatangkan para pelajar Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Malaysia, untuk turut meramaikan warung makan tersebut, dan mensosialisasikannya melalui media sosial, Instagram dan Facebook.

"Alhamdullilah, akhirnya warungnya ramai, berkat bantuan kami, dan juga marketing mouth to mouth (dari mulut ke mulut) ternyata efektif. Langkah kecil seperti ini dipandang mampu menjadikan usaha seseorang menjadi lebih dikenal, dan tanpa sadar, kami membantu orang secara tidak langsung,” jelas Nadia yang kini juga aktif dalam Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest