Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Duh, 80 Persen Kondisi Mental Anak Muda Memburuk Selama Pandemi

Bagas Rahadian - Selasa, 16 Maret 2021 | 19:35
Ilustrasi depresi
iStockphoto

Ilustrasi depresi

HAI-Online.com - Sebanyak 80 persen anak muda di seluruh dunia disebut mengalami penurunan kondisi kesehatan mental selama pandemi.

Hal tersebut dipaparkan World Economic Forum (WEF) dan Zurich Insurance Group (Zurich) dalam laporan Risiko Global 2021 (Global Risks Report 2021).

Namun, pada saat yang sama, "kekecewaan yang dirasakan anak muda" (youth disillusionment) dan "memburuknya kesehatan mental" (mental health deterioration) disebut masih merupakan top global blind spot alias risiko global yang paling terabaikan selama pandemi.

Baca Juga: Dibintangi Sir Dandy dan Ine Febriyanti, The Panturas Lepas Video Klip 'Tafsir Mistik'

Di Indonesia sendiri, data yang dihimpun oleh layanan telemedicine Halodoc menunjukkan bahwa konsultasi terkait kesehatan mental di platform tersebut meningkat hingga 300% selama pandemi.

Lonjakan drastis tersebut pun membuat layanan konsultasi kesehatan mental menjadi satu dari lima layanan konsultasi yang paling banyak digunakan pasien.

Laporan Risiko Global 2021 oleh WEF dan Zurich menjelaskan, memburuknya kondisi kesehatan mental anak muda diakibatkan oleh prospek ekonomi dan pendidikan yang terbatas.

Melambatnya ekonomi selama masa pandemi telah mengakibatkan peningkatan jumlah pengangguran secara drastis dan generasi muda yang baru memasuki dunia kerja sangat terdampak oleh situasi ini.

Pelajar yang baru lulus dan mulai memasuki dunia kerja di tengah krisis ekonomi seringkali berpenghasilan lebih rendah dari rekan-rekan kerja mereka lainnya. Bahkan, menganggur selama satu bulan pada usia 18-20 tahun diprediksi dapat menyebabkan hilangnya pendapatan sebesar 2% secara permanen di masa mendatang.

Baca Juga: Tega! Viral Curhatan Mahasiswa yang Gagal Lulus Gegara HP Disembunyiin Teman

Bagi anak muda di kawasan terpencil, risiko pengangguran ini berpotensi bisa menjadi semakin serius dengan adanya kesenjangan digital selama pandemi.

Ketika anak muda di perkotaan lebih cepat beradaptasi dan berkembang di tengah digitalisasi, anak muda di pedesaan masih kesulitan mengimbangi minimnya akses daninfrastruktur digital.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x