Follow Us

Ilustrator Indonesia 'Ardneks' Diduga Dijiplak Seniman Kripto 'Twisted Vacancy', Pelaku Ngaku Nggak Melihat Kemiripan

Ferry Budi Saputra - Kamis, 11 Maret 2021 | 12:55
Soal Plagiarisme, Ilustrator Indonesia Lawan Seniman Kripto Twisted Vacancy
Instagram Ardneks

Soal Plagiarisme, Ilustrator Indonesia Lawan Seniman Kripto Twisted Vacancy

HAI-Online.com - Illustrator asal Indonesia, Kendra Ahimsa pemilik akun Ardneks telah mendapat laporan tentang plagiarisme yang dilakukan oleh seorang seniman kripto bernama Twisted Vacancy.

Baca Juga: Soal Video Klip Young Lex Dituding Plagiat, Game Three Kingdoms: Hero Legendaris Beri Klarifikasi Sekaligus Minta Maaf

Melansir dari The Finery Report, Kendra mengatakan, "Ada beberapa elemen yang diambil dari ilustrasiku tanpa modifikasi,". Contohnya, elemen gunung dan awan yang telah Kendra buat ada di ilustrasi Twisted Vacancy.

Ketika ditanya mengenai kemiripan tersebut, Twisted Vacancy atau M berkata, “Iya, kami mengakui dari kita ada missed. Ada 28 orang di Twisted Vacancy. Kesalahan bisa terjadi kadang.”

Ardneks juga mengunggah perbedaan hasil karyanya dengan Twisted Vacancy melalui Instagram.

Sekilas, kedua hasil karya tersebut terlihat seperti dua hasil karya dari seniman yang sama. Banyak yang mengira jika kedua hasil karya itu mengandung kemiripan.

Akan tetapi, M memiliki pandangan yang berbeda, “Gue nggak melihat kemiripan. The hair is different, the blue is different. Gimana jelasin identity for us nggak akan tertukar ini from Ardneks, ini from Twisted Vacancy,” kata M.

Sedangkan, untuk tuduhan plagiarisme, M mengatakan bahwa dirinya nggak mengerti bagaimana sebuah karya bisa terlihat sama atau berbeda satu sama lain, "Sedangkan gue melihat beberapa designer yang gue temui. Mereka body of works-nya beda, ngasih vibes-nya sama. Ini tricky," tuturnya. Beberapa seniman yang ia sebut adalah Toma Vagner dan Yuko Shimizu.

Baca Juga: Dianggap Lakukan Plagiarisme, Young Lex Tolak Minta Maaf: Gue Nggak Ada Urusan Sama Videonya

Mario berkata soal ranah Undang-Undang Hak Cipta, "Kita mainnya slashing, remixing. Kita pertama develop ini udah cukup gali tentang UU Hak Cipta sendiri. Itulah kenapa kita nggak pernah pake referensi karya secara full kita taro di bank. Kita taro di bank, kita taburin, kita pecah elemennya sekitar 10%. Jatuhnya jadi seni apropriasi juga, itu dasar kita menggunakan ini.” tuturnya.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest