Baca Juga: Tiga Negara Ini Tembak Mati Orang yang Nggak Pakai Masker Pas Keluar Rumah, Ngeri Deh!
Ketika pengunjung datang di depan pintu masuk kafe, mereka sudah disuguhi lorong hitam dengan berbagai tulisan antara lain "apakah kamu lelah?" atau "apa yang ingin kamu lakukan namun belum kesampean?"
Setelah itu, di tengah kafe terdapat peti mati seukuran manusia normal, lengkap dengan karangan bunga di sebelah kanannya.
Tidak lupa terdapat tengkorak yang duduk di kursi hitam, tidak jauh dari peti mati tersebut berada.
Katanya, setelah mencoba peti mati ini, maka nafsu makan pengunjung akan bisa bertambah, bahkan semua hidangan pun jadi terasa lebih nikmat. Apa iya?
Baca Juga: Cewek Ini Bikin Kesel Netizen, Dia Nggak Mau Makan Roti Karena Nggak Muat di Mulut
Remaja ikut masuk ke peti mati
Tren gimmick kematian dengan masuk ke peti mati imi ternyata diikuti remaja 15 tahun,Tammy yang akhirnya ikut masuk ke dalam kotak perisitirahatan manusia.
Tammy telah menghabiskan waktu selama tiga menit di peti mati yang tertutup.
Meski hanya sebentar, Tammy mengaku kapok berbaring diam di peti mati dalam kondisi tertutup lagi.
Itu adalah pengalaman Tammy saat berkunjung ke Kid Mai Death Cafe di Bangkok, Thailand.
"Rasanya nyaman, tapi saya nggak bisa tidur atau rileks di dalamnya karena saya merasa kayak mau mati. Kematian yang saya rasakan adalah perasaan ketika kamu berpikir akan kehilangan segalanya hari ini dan perasaan ketika kamu nggak bakal hidup lagi, nggak bisa melihat ibu dan ayah lagi," kata Tammy kepadaCNN Travelsambil keluar dari peti mati di Kid-mai Death, Bangkok.
"Saya masih ketakutan. Sepertinya saya tidak mau di dalam sana lagi," imbuh Tammy lalu tertawa.
Meski diakui mendapat ketenangan, remaja itu tetap memikirkan sepinya sendirian dalam ruangan sempit itu.
Padahal, dia waktunitu dapatdiskon dari pengelola kafe lantaran jadi pengunjung yang berani berbaring di dalam peti mati selama 3 menit dalam keadaan tertutup. "Tetep saya mggak mau melakukannya lagi," katanya.
Baca Juga: Satu Kru Positif Covid-19, Syuting Film Fantastic Beasts 3 Kembali Ditunda
Jadi tren pencari ketenangan dan obat stress di tengah pandemi
Nggak kurnag dari 100 orang mengantre untuk ikut ritual kematian tersebut di Kuil Wat Bangna Nai di Bangkok Thailand.
Mereka yang melakukan upacara kematian tersebut berhatap dapat meningkatkan keberuntungan dan mengurangi tekanan hidup selama masa pandemi ini.
"Saya harus mengakui bahwa saya stres belakangan ini karena penghasilan saya berkurang akibat pandemi dan saya yakin semua orang di sini juga merasakan hal yang sama," kata Nutsarang Sihard, peserta ritual berusia 52 tahun.
Usai mengikuti ritual tiduran di peti mati sambil memegang bunga dan ditutup selembar kain kafan, dia juga dinyanyikan lagu dari para bhiksu.
“Saya merasa seperti terlahir kembali, hidup kembali dan menjadi orang baru,” kata Nutsarang yang ngaku punya toko.
Nggak cuma orangtua, anak muda juga ikutan tren ini, Chonlathit Nimimenwai, 23 tahun misalnya, dia hadir karena seorang peramal mengatakan kepadanya bahwa hidupnya dalam bahaya.
"Itu bikin saya stres. Itulah mengapa saya di sini hari ini karena saya ingin merasa lebih baikan," katanya.
Banyak kuil di Thailand mengadakan upacara serupa dan Prakru Prapath Waranukij, seorang biksu yang melakukan upacara ini, mengatakan bahwa meskipun ritual tersebut mendapat beberapa kritik secara online, dia merasa penting untuk merenungkan kematian.
Baca Juga: Bocoran One Piece chapter 1003: Gawat CP-0 Ikut Campur Perang Onigashima, Nasib Luffy pun Terancam
“Ini mengingatkan orang bahwa suatu hari kita akan mati, jadi kita harus berhati-hati dengan cara kita menjalani hidup,” kata Prakru.
Ya, ingat kematian itu bagus untuk kesehatan jiwa, asal jangan pada berkerumun di peti mati ya Genk, apalagi nggak pakai masker. Takutnya, beneran deket. Coi coi coi!(*)