HAI-Online.com- Selama pandemi dan sejak belajar menggunakan sistem jarak jauh atau online, akses remaja ke internet menjadi semakin dekat, dan bisa dibilang intens.
Nggak sedikit setelah melakukan aktivitas belajar online, di sela-sela aktivitas harian mengintip medaos yang jadi rutinitas remaja selama di rumah aja adalah bermain game online.
Ini nggak bohong, faktanya laporan Verizon (CNN Indonesia, 2020) mengungkapkan, pemain game online selama pandemi Covid-19 meningkat hingga 75 persen.
Baca Juga: Kolaborasi Brodo X ONIC eSports Rilis Sneaker Untuk Para Gamer
Tahukah kamu, penelitian di Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa 86 persen anak menjadi yang terbanyak menghabiskan waktu untuk bermain game online ini.
Selain itu, menurut laporan Warta Ekonomi, 2020, anak laki-laki lebih sering bermain game online ini setiap harinya daripada anak cewek. Setuju, dong?
Nah, dalam pandangan psikologi, terdapat ada hal positif yang didapat dari bermain game online, yaitu sebagai sarana rekreasi yang bisa memberi keuntungan seperti membuat kita jadi fokus dan perhatian pada satu bidang (atensi meningkat), punya motivasi dan resiliensi dalam menghadapi kekalahan, manajemen emosi, bahkan memberi keuntungan pengembangan perilaku proposial (Granic, Lobel, & Engels, 2014).
Bila diperhatikan dengan lebih baik lagi, maka kita akan memahami bahwa dalam bermain suatu permainan, ternyata secara menguntungkan dapat membentuk tiga aspek dalam diri pemain, yakni:
kognitif, seperti keterampilan dan pengetahuan barunya berkembang,
afektif, seperti terlibat dengan permainan yang tepat,
karakteristik perilaku, seperti tahun pengalaman. Maksudnya karakterisik terakhir ini dalam hal pengalaman dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pemain yang telah bermain dalam jangka waktu lama menunjukkan keterampilan, pengetahuan dan strategi pada pemain yang meningkat seiring bertambahnya pengalaman bermain dan sudah akrab dengan permainan tersebut.