Gimana sejarah seorang Coki bisa berkenalan dengan musik? Era dan musik apa yang membesarkan lo?
Coki: Semenjak kecil gue juga selalu hidup bersama musik, setiap hari di rumah Bokap gue muterin band-band Inggris yang sedang naik daunnya di kala itu (musik 60-an dan 70-an) mulai dari Deep Purple, Led Zeppelin, sampe era Buzzcoks dan The Clash.
Selain itu, masa remaja gue ada di era 2000-an awal, zaman di mana skena musik di Jakarta juga sedang memasuki kondisi yang sangat sehat.
Era pop-punk awal masa Blink 182 adalah yang ngebentuk gue banget sampai memunculkan semangat untuk bermusik. Sebagai drummer, anak muda mana yang nggak ngeliat Travis Barker sebagai sosok yang keren di kala itu.
Dari situlah kemudian gue mulai mengenal dan sangat tertarik untuk bermain dan menciptakan musik buat orang banyak. Sedari di sekolah menengah gue udah coba-coba bikin band, yang mana awalnya gue dulu main drum. Baru setelah kelar sekolah gue coba-coba untuk ngulik instrumen lain.
Kapan lo mulai dipertemukan dengan anak-anak KPR dan mulai ngebentuk band dengan mengusung musik seperti KPR sekarang?
Coki: Ada satu sosok sentral bernama Risma - manajer Kelompok Penerbang Roket) – yang mempertemukan gue dengan personel KPR yang lain.
Gue sendiri sudah kenal Risma dalam waktu yang lumayan lama. Jadi Risma melihat gue memiliki kecenderungan yang sama dengan music yang diusung oleh KPR.
Awalnya dulu di tahun 2011/2012, KPR juga menjadi band pengring dari seorang solois, bernama Savira Singgih; sehingga nama panggungnya waktu itu adalah Savira Singgih & Kelompok Penerbang Roket.
Kami dulu banyak bawain lagu-lagu era 70-an yang berisikan elemen rock, blues, dan jazz sehingga irisannya tetap sejalan dengan KPR. Tapi sambil mengiringi Savira, KPR juga tetap nabung buat materi-materi yang akhirnya jadi deh beberapa tahun setelahnya.
Nggak lama setelah kalian menggebrak skena musik Indonesia melalui ‘Teriakan Bocah‘ pada tahun 2015 yang menjadi titik balik bagi KPR, kalian langsung tancap gas untuk ngerilis cover album ‘HAAI’ milik Panbers, itu sampai dibuatkan album secara khusus?
Coki: Awalnya sih kami emang pengen bikin album yang full bawain lagu-lagu rock Indonesia era 70-an. Panbers tentu masuk ke dalamnya dengan 2 atau 3 lagu yang kita pilih, namun beberapa artis lain seperti Duo Kribo dan AKA juga masuk dalam daftar.