Follow Us

Mengenang Perjuangan Arek Suroboyo Saat Pertempuran 10 November Sebagai Hari Pahlawan

Annisa Putri Salsabila - Selasa, 10 November 2020 | 11:53
Fragmen pertempuran antara arek Suroboyo dengan Tentara Inggris saat Parade Surabaya Juang di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Minggu (8/11/2015). Parade Surabaya Juang dilakukan untuk menyambut Hari Pahlwan dengan rute Tugu Pahlawan melintasi Jalan Tunjungan dan berakhir di Balaikota Surabaya.
(KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA)

Fragmen pertempuran antara arek Suroboyo dengan Tentara Inggris saat Parade Surabaya Juang di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Minggu (8/11/2015). Parade Surabaya Juang dilakukan untuk menyambut Hari Pahlwan dengan rute Tugu Pahlawan melintasi Jalan Tunjungan dan berakhir di Balaikota Surabaya.

HAI-Online.com - Hari ini 75 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 10 November 1945 para pemuda Surabaya berjuang melawan serangan pasca-kemerdekaan yang dilakukan sekutu di kota mereka.

Meski Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, namun, itu bukan berarti bangsa ini sudah sepenuhnya bebas dari upaya bangsa lain yang masih ingin menguasai Nusantara.

Berdasarkan paparan di laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Surabaya memang menjadi kota terjadinya pertempuran terbesar di masa setelah kemerdekaan.

Baca Juga: Indonesia Bakal Sambut 6 Pahlawan Nasional Baru di Hari Pahlawan 2020, Siapa aja Mereka?

Ketika itu, Jepang yang kalah Perang Dunia II menyerah kepada sekutu (Inggris dan Belanda), sehingga harus melepaskan Indonesia dari kekuasaannya. Sebelum meninggalkan Indonesia, Jepang dituntut untuk menyerahkan semua senjatanya.

Akhirnya, pada 3 Oktober 1945 mereka menyerahkan senjata-senjata yang dimiliki kepada rakyat Indonesia yang nantinya bertanggung jawab untuk menyerahkannya kembali pada pihak sekutu.

Di akhir Oktober 1945, kapal perang milik sekutu bernama Eliza Thompson berlabuh di Surabaya. Pasukan yang ada di dalamnya datang dengan dipimpin oleh Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby.

Pasukan sekutu itu bertugas melucuti senjata para serdadu Jepang, mengangkut tawanan perang, dan menjaga ketertiban di Surabaya. Akan tetapi, kenyataannya sekutu yang didominasi oleh pasukan Inggris ini nggak melakukan tugas dengan semestinya, mereka menyimpang.

Ilustrasi veteran: Sejumlah veteran pejuang yang merupakan pelaku sejarah pertempuran 10 November 1945 mengikuti upacara peringatan Hari Pahlawan di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (10/11/2009).
(Kompas/Iwan Setiyawan)

Ilustrasi veteran: Sejumlah veteran pejuang yang merupakan pelaku sejarah pertempuran 10 November 1945 mengikuti upacara peringatan Hari Pahlawan di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (10/11/2009).

Pada 27 Oktober 1945, tentara sekutu menyerbu penjara untuk membebaskan para perwira mereka yang ditahan Indonesia. Sekutu juga menduduki tempat-tempat vital di kota itu, seperti lapangan terbang, kantor pos, radio Surabaya, gedung internatio, pusat kereta api, pusat oto mobil dengan maksud menduduki Surabaya.

Baca Juga: Perkembangan Tren Korean Wave di Indonesia, Dari K-Pop Hingga K-Style

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

Latest