Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Cerita Pembuat Subtitle Film Profesional, Kerjanya Bukan Sekadar Menerjemahkan Kayak Lebah Ganteng Atau Pein Akatsuki

Alvin Bahar - Jumat, 31 Juli 2020 | 11:00
Tentunya ini bukan terjemahan profesional ya guys....
-

Tentunya ini bukan terjemahan profesional ya guys....

“Biasanya, kan udah ada subtitle bahasa Inggrisnya tuh. Nah, gue tinggal ngepasin aja sama bahasa Indonesia-nya. Paling nge-edit sedikit, kayak semisal, munculnya subtitle itu di detik ke berapa, di adegan apa. Ngepasin percakapan si aktor aja biar nggak telat atau terlalu cepat muncul.” ujar Shafa Salamy Sampow, freelance film translator di sebuah media swasta di Jakarta.

Dalam artian, alih bahasa yang digunakan ketika film itu ditayangkan sudah sesuai porsinya atau pas.

Nggak aneh, cocok dengan jalan cerita, dan bisa “dicerna” penonton karena menggunakan bahasa yang baik.

Selain jalan cerita, adegan, totalitas pemain dalam berakting, apa lagi yang membuat penonton tertawa ketika menonton sebuah film action – comedy?

Udah pasti, kehandalan sang translator punya pengaruh besar dalam kesempurnaan film.

Shafa yang pernah menerjemahkan Fast & Furious 5, Robocop, The 33, dan How to Train Your Dragon ini juga menemukan tantangan begitu menerjemahkan adegan komedi.

“Orang bisa ketawa ketika nonton film komedi, semisal, pasti karena dia paham kecocokan antara subtitle yang dia baca dengan adegan.” tutur Shafa yang biasa nonton duluan film luar sebelum tayang di bioskop. Wah? Nggak boleh spoiler dong ya!

Nonton Duluan

Pekerjaan sebagai translator ini bisa diibaratkan seperti menjadi penonton film untuk dibayar. Ya, karena setiap harinya, seorang penerjemah akan “dihidangkan” oleh film-film dari luar yang dibeli Indonesia untuk kemudian ditayangkan di bioskop-bioskop Indonesia, atau, film tersebut ditayangkan di TV cable yang available di beberapa kota di Indonesia. Jadi sebelum yang lain nonton kamu udah duluan!

Nah, penerjemah film harus bisa memposisikan dirinya juga sebagai penonton, biar tau, penonton puas atau nggak.

“Tantangan lainnya, pas nerjemahin film dan gue bener-bener udah mentok, bener-bener nggak tau artinya, gue bakal tulis miring kata itu. Tinggal tunggu feedback dari QC (Quality Control), deh! Hahaha…” papar pemuda yang kuliahnya mengambil jurusan IT di sebuah universitas negeri di Jakarta.

Nah, kalau kamu berminat buat jadi penerjemah film, kamu kudu siap kejar-kejaran sama deadline, yah! Bahkan, untuk film luar– yang punya sejarah nilai jual tinggi – yang akan premier di bioskop, perusahaan akan menunjuk seorang translator yang dirasa punya kemahiran berbahasa dan nantinya, penerjemah itu akan bekerja seharian penuh di dalam ruangan rahasia di perusahaan tersebut demi menjaga keamanan dan kebocoran jalan ceritanya.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x