Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Inilah Generasi 'Paling Menderita' yang Pernah Tercatat Sejarah Dunia

Dio Firdaus - Jumat, 15 Mei 2020 | 14:10
Anak-anak pada perang dunia 1
Pinterest

Anak-anak pada perang dunia 1

HAI-Online.com - Pandemi covid-19 yang menyerang hampir seluruh penjuru dunia tentu membuat banyak orang menderita.

Mereka yang harus kehilangan pekerjaan, ujian dari rumah, sampai sidang skripsi dari rumah pasti merasa kalau mereka adalah generasi paling menderita.

Terlebih lagi banyak pakar yang menyatakan pandemi covid-19 ini nnggak akan selesai dalam waktu dekat, alias bisa jadi sampai tahun depan.

Baca Juga: Duh, Remaja Ngaku Pasien Positif Covid-19, Ternyata Cuma Ngeprank Tenaga medis

Meskipun pandemi ini begitu keras menghantam kehidupan dari berbagi sektor, tapi kamu bukanlah generasi yang paling menderita sob.

Ada satu generasi di dunia yang disebut sebagai generasi paling menderita sepanjang sejarah manusia.

Mereka adalah orang-orang, khususnya di Eropa dan Amerika Serikat yang lahir pada 1900.

Baca Juga: Di Amerika, Konser Metal Boleh Digelar Saat Pandemi dengan Syarat Dilarang Moshing dan Crowdsurfing

Ketika mereka berusia 14 tahun, Perang Dunia I dimulai dan baru berakhir ketika mereka merayakan ulang tahun ke-18 dengan 22 juta orang terbunuh.

Masih di usia ke-18, di tahun yang sama, mereka harus menghadapi salah satu pandemi terburuk yang pernah melanda planet Bumi, yaitu Flu Spanyol.

Selama dua tahun, generasi ini harus menjalani hidup di bawah bayang-bayang terserang penyakit yang tak kalah mematikan dibanding Covid-19 ini selama 2 tahun.

Nama terapi plasma darah semakin mendapatkan tempat dalam sejarah pengobatan di dunia seiring munculnya Flu Spanyol pada 1918.

Nggak kurang dari 50 juta orang di muka Bumi harus kehilangan nyawanya akibat Flu Spanyol.

Nama terapi plasma darah semakin mendapatkan tempat dalam sejarah pengobatan di dunia seiring munculnya Flu Spanyol pada 1918.
bbc.com

Nama terapi plasma darah semakin mendapatkan tempat dalam sejarah pengobatan di dunia seiring munculnya Flu Spanyol pada 1918.

Jika berhasil selamat dari wabah tersebut, baik nggak tertular maupun sembuh, generasi ini bisa 'bersantai' selama beberapa tahun, mungkin untuk menyelesaikan pendidikan hingga kemudian mulai bekerja.

Baca Juga: Kocaknya 3 Podcast Komedi Ini Cocok untuk Menghibur Selama Karantina Mandiri

Tapi, pada usia 29 tahun, mereka harus bersiap menghadapi bencana ekonomi yang disebut 'Depresi Hebat.

Saat itu, tingkat pengangguran mencapai 25%, PDB global turun sampai 27%.

Baca Juga: 18 Orang Ditembak Mati hingga Hotel Dirobohkan Jika Langgar Aturan Lockdown, Inilah Kerasnya Hukum di Nigeria untuk Pelanggar Lockdown

Selama 4 tahun, kondisi ini mau tak mau harus mereka jalani, walau akhirnya bersyukur bahwa ekonomi dunia yang hampir runtuh akhirnya bisa terselamatkan.

Namun, ketika mulai sibuk dengan sekolah anak, yaitu saat berusia 39 tahun, Perang Dunia II dimulai.

Baca Juga: Melihat Isi Jet Pribadi Terbesar di Dunia yang Terlihat Seperti Hotel Bintang Lima

Mereka harus menyaksikan 75 orang meregang nyawa akibat perang dan 6 juta orang meninggal karena Holocaust saat mereka berusia 39 hingga 45 tahun.

Setelahnya, selama tujuh tahun, generasi ini kemudian baru mulai kembali menjalani kehidupan normal.

Perang Korea terjadi antara 1950-1953

Perang Korea terjadi antara 1950-1953

Tapi hanya tujuh tahun, sebab setelah itu, khususnya bagi warga Amerika Serikat, Perang Korea berkecamuk hingga menewaskan lima juta orang.

Jika mereka berumur panjang, di usia 62 tahun, saat mereka seharusnya sibuk dengan cucu-cucu mereka, krisis Rudal Kuba, yang menjadi titik kritis perang dingin, mengancam warga AS.

Dua tahun berselang, Perang Vietnam yang membuat Amerika Serikat kembali dengan muka tertunduk, terjadi.

Baru setelah mereka berusia 75 tahun, saat Perang Vietnam usai, dunia baru terasa lebih baik.

Jika memang mereka bisa selamat dari rentetan panjang 'bencana' tersebut, bisa jadi bukan hanya faktor kerja keras yang berperan, tapi juga faktor keberuntungan.

Baca Juga: Connor McGregor Kirim Doa Virtual untuk Ayah Khabib Nurmagomedov yang Koma

Tentu ini hanyalah sebuah perspektif dalam tulisan ini, bisa jadi mereka yang menjalani 'bencana-bencana' tersebut justru merasa baik-baik saja.

Namun, sebuah pesan yang jelas ingin disampaikan di sini adalah bahwa Bumi nggak akan pernah terbebas dari bencana.

Tinggal bagaimana manusia mampu bekerja keras dan cerdas serta saling membantu untuk melewati semuanya.

Ini semua pasti akan berlalu. (*)

Artikel ini pertama kali tayang di Intisari dengan judul "Harus Melihat Ratusan Juta Nyawa Melayang karena Wabah dan Perang, Inilah Generasi 'Paling Menderita' Sepanjang Sejarah Dunia karena Harus Hidup di Tengah Rentetan 'Bencana'"

Source : intisari

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x