HAI-online.com - Meninggalnya Didi Kempot pada Selasa (5/5/2020) jelas bikin Sobat Ambyar (fansnya, RED) terpukul berat.
Yap, para fans Didi Kempot yang tergolong berusia muda tersebut memang sangat setia. GelarGodfather of Broken Heart dan Lord Didi pun lahir dari mereka.
Lagu-lagu lawasnya pun kembali populer di kalangan anakmuda yang menyebut diri mereka sebagai sadboy, sadgirl maupun sobat ambyar.
Sebuah fenomena unik dan agak ganjil memang. Kenapa Didi Kempot dengan lagu Campursari berbahasa Jawanya bisa melejit dan disukai banyak kalangan? Cuma karbitan doang?
Laelatus Syifa, seorang psikolog dari Universitas Sebelas Maret Solo mengatakan bahwa fenomena kembalinya Lord Didinggak lepas dari peran sosial media.
Baca Juga: Makna 'Kempot' di Nama Didi Kempot: Ternyata Singkatan
"Menurut saya, ini efek dari media sosial yang bisa memviralkan keasikan lagu Didi Kempot yang berbeda dengan lagu-lagu sekarang. Lagu Didi Kempot punya ciri khas tersendiri daripada musik saat ini," ungkap Syifa kepada Kompas.com.
Fungsi media sosial yang memviralkan lagu Didi Kempot berperan besar dalam menaikkan trend lama yang sudah berlalu.
Apalagi, lagu-lagu lama dirasa lebih mampu memberikan sensasi luapan perasaan seseorang.
Jika berbicara lagu Didi Kempot yang sarat patah hati dan kesendirian, Syifa menduga lagu-lagu pedih ini mampu menjadi perwakilan perasaan insan muda.
"Kalau dalam ilmu psikologi, seni memang bisa digunakan untuk mengekspresikan emosi. Istilahnya katarsis emosi," imbuh Syifa.