Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ini Alasan Google Hapus Video Jamu Obat Corona yang Ada di YouTube

Dio Firdaus - Rabu, 11 Maret 2020 | 14:35
Head Government Affairs & Public Google, Putri Alam ditemui dalam salah satu acara di Kementerian Kominfo
(KOMPAS.com/KEVIN RIZKY PRATAMA)

Head Government Affairs & Public Google, Putri Alam ditemui dalam salah satu acara di Kementerian Kominfo

HAI-ONLINE.COM - Untuk kamu yang belum tau, belakangan ini sempat ada video jamu obat coronayang beredar di YouTube.

Sayangnya, informasi dalam video itu tak terbukti benar dan malah termasuk dalam info hoaks.

Karena itu,pihak Google memastikan penyebaran video itu tak terjadi lagi sehingga tim mereka telah menghapus video hoax yang diklaim sebagai obat corona itu.

Baca Juga: Dikabarkan Terinfeksi Virus Corona, Daniel Radcliffe Beri Klarifikasi

Menurut Head Goverment Affrairs & Public Google, Putri Alam, video tersebut nggak terbukti secara medis bisa menyembuhkan penyakit corona. Karena itu dikategorikan sebagai hoax.

Selain karena hoax, ada satu alasan yang membuat Google harus menghapus video-video itu.

"Kami takedown karena cenderung membuat orang untuk tidak meminta bantuan medis" ungkap Putri yang HAI kutip dari Kompas.com.

Proses penghapusan ini pun dilakukan Google dengan machine learning untuk memindai video mana saja yang akan dihapus dari YouTube.

Baca Juga: Coachella Resmi Diundur Sampai Oktober Akibat Wabah Virus Corona

Selain mengandalkan teknologi canggih itu, pihak Google juga mengandalakan laporan dari pengguna untuk menandai video mana saja yang dianggap sebagai hoaks,

Agar penggunanya nggak bingung, Putri mengatakan pihaknya juga akan menampilkan informasi dari sumber terpecaya ketika pengguna melakuakn pencarian melakukan Google.

Informasi yang terpercaya yang dimaksud Putri dapat bersumber dari lembaga pemerintah seperti Kementrian Kesehatan atau WHO.

Contohnya ketika kamu memasukan kata kunci coronavirus di Google, maka hasil pencarian paling atas adalah artikel-artikel yang bersumber dari WHO. (*)

Source : kompas

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x