Dia mengaku sebagai anak yang masih kecil, dia dan adiknyanggak punyarencana ataupun strategi apapun saat memulai Bye Bye Plastic. "Hanya pikiran untuk membuat Bali sebagai pulau yang bebas dari kantong plastik, very simple," cetus gadis ini.
Dari situlah, kedua gadis cilik itu pun membuat petisi online mengenai Bali bebas dari kantong plastik. Ketika itu mereka langsung terkejut ketika mendapat 6.000 dukungan dalam 24 jam, dan hal itu menjadi momentum.
Dapat dukungan secara online, Melati dan Isabel terus bergerak. Mereka pun meminta bantuan temannya untuk mewujudkan ide itu. Mereka segera bergerak ke sekolah-sekolah untuk mengajak rekan-rekan seusia mereka agar peduli terhadap sampah plastik.
Baca Juga: Down For Life Rilis Video Lirik untuk Single Baru 'Mantra Bentala'
Jadi, gerakan milenial yang terus membesar itu berhasil menarik simpati Farah yang bersekolah di Serpong, Banten. Mereka semua ingin menjadi agen perubahan.
“Masalah sampah plastik ini memang jadi tanggung jawab kita bersama. Semuanya harus kita mulai dari langkah kecil. Kami juga memulainya dengan bertanggung jawab terhadap sampah dari kemasan yang kami produksi,” papar Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone-AQUA sembari menunjukkan sejumlah program berkelanjutan Danone-AQUA terhadap lingkungan dan masyarakat.
Menurut Karyanto, gerakan Bye-bye Plastic juga menjadi salah satu mitra kolaborasi Danone-AQUA dalam bagian dari komunitas yang berupaya mengatasi sampah plastik di lingkungan sekitar.
Baca Juga: 7 Album Lokal Keren Rilisan 2019 yang Mungkin Lo Belum Dengerin
“Kami sadar plastik adalah penemuan penting dalam peradaban manusia, tapi untuk mengatasi dampaknya kami tak bisa bekerja sendiri. Kami harus kolaborasi. Tentu, kami membuka diri berkolaborasi dengan generasi milenial yang menjadi penerus bangsa ini.”