Follow Us

Boba, Cheese Tea, Thai Tea, Kalah Sama Es Teh Warsinem. Apa Rahasianya?

Ricky Nugraha - Senin, 16 Desember 2019 | 16:30
Warung Warsinem di depan Puskesmas Purwodiningratan, Kecamatan Jebres, Solo.
Tribun Solo/ADI SURYA SAMODRA

Warung Warsinem di depan Puskesmas Purwodiningratan, Kecamatan Jebres, Solo.

HAI-online.com - Beberapa waktu lalu, sebuah warung di Solo menjadi viral karena es teh yang dijualnya selalu laris diserbu oleh para pembelinya. Bahkan sejak viral, setiap hari bisa meyalani ratusan bungkus yang diminta pembeli.

Penjual itu menawarkan es teh krampul dengan perpaduan rasa manis, kental, dan asam potongan jeruk yang pas dengan harga cuma Rp 2.500.

Warung milik ibu Warsinem yang berada di depan Puskesmas Purwodiningratan Solo ini mulai menjual es teh di warung kecilnya yang berukuran sekitar 2 meter x 1 meter sejak pukul 07.30 WIB sampai 18.00 WIB.

Putri tunggal Warsinem, Sri Atin (46) mengatakan, awalnya ibunya membantu bapaknya, Daryanto (68) berjualan di warung itu.

Baca Juga: Minta Antarkan Laptop, Mahasiswi Ini Malah Nggak Mau Ketemu Orangtuanya Meski Udah Tempuh Perjalanan Jauh

Mereka sebenarnya nggak cuma menjual es teh, tetapi juga gorengan, nasi oseng, dan nasi bandeng.

"Awal jualan itu tahun 1994, dulu kan ada bapaknya (jadinya) bukanya 24 jam, terus bapak meninggal setahun lalu karena sakit, maka diterusin sama ibu sendiri," ujar Sri kepada Tribun Solo, Selasa (19/11/2019).

Ia mengungkapkan keluarganya bisa menghabiskan kurang lebih 17 pack plastik per harinya. Sedangkan penjualan es teh menurun saat musim hujan.

"Dulu pernah ada pembeli asal Solo Baru pesen 20-25 plastik es teh, itu terus dijual online seharga Rp 3.000," ungkap Sri.

Baca Juga: Diganggu Selama 30 Tahun, Wanita Ini Gantung Burung Hidup untuk Takuti Kawanan Lainnya

Pembeli yang biasa membeli es teh di warung Warsinem kebanyakan adalah pekerja proyek dan orang yang berangkat bekerja untuk bekal minum.

Sri menceritakan, pembeli kadang nggak sabar menunggu teh yang dibuat oleh Warsinem dingin. "Sempet tehnya belum dingin, banyak yang nyari (beli), sampai mereka tuh bilang es teh panas, itu udah diambili," terang Sri.

Para pembeli biasanya sudah nunggu sejak warung buka dari pukul 07.30 WIB. Menurut Sri, para pembeli menyukai teh yang dibuat mungkin karena kekentalannya.

"Apa ya mungkin tehnya nggak pernah dijok, langsung sekali kita buat nggak pernah tambah air. Pokoknya matang dan sudah habis ndak pernah ditambah air lagi, ya, jadi masih kental," ujarnya.

Baca Juga: Duh Mobil Parkir di Bandara Adi Soemarmo Selama 6 Bulan, Tarifnya Sampai Rp 10 Juta

Sri mengatakan, teh yang dijual di warung Warsinem sampai saat ini merupakan racikan sang bapak. Para pembeli juga sering tanya gimana cara membuatnya. "Sebenernya sama aja, tapi setelah dicoba katanya rasanya beda," ujar Sri.

"Mungkin pengaruh airnya juga, walaupun tehnya sama juga, kalau nggak salah pakai teh Gopek," tambahnya.

Sri menuturkan, Warsinem sampai saat ini masih memanfaatkan air sumur untuk membuat teh yang dijualnya. Warsinem pernah coba menggunakan air isi ulang namun rasanya kurang nendang di lidah.

"Kami pernah coba pakai air isi ulang rasanya jadi ndak enak, kurang mantap, enggak ada rasanya, mungkin ada obat mungkin ya, pernah coba tapi kurang mantap," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribun Solo dengan judul, "Viral, Penjual Es Teh Depan Puskesmas Purwodiningratan Solo, Diserbu Pembeli meski Teh Masih Panas."

Source : Tribun Solo

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest