HAI-online.com -Buat yang pernah main atau tinggal di Yogyakarta pasti tahu sama yang namanya Jalan Malioboro. Namun kalau ditanyasoal arti atau filosofinya, mungkin masih banyak yang belum tahu.
Penamaan JalanMalioboroini memiliki makna filosofis terutama bagi masyarakat Yogyakarta maupun Keraton Nyayogyakarta Hadiningrat.
Dikutip dari TribunJogja, di buku 'Yogyakarta City of Philosophy' yang dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan DIY disebutkan makna etimologi dari Jalan Malioboro adalah "Jadilah Wali yang Mengembara".
Maksud dari filosofi ini adalah sebuah gambaran dimana makna ini adalah salah satu tahapan yang harus dilalui oleh manusia di dunia.
Baca Juga: Menengok Isi Bahtera Seharga Rp 22 M, Bakal Dipakai Berlayar setelah 6 Tahun Jadi Pajangan
"Maliabara (Malioboro -red) berasal dari kata Malia yang berarti Jadilah Wali. Bara yang berasal dari kata Ngumbara (Mengembara). Jadi makna Maliabara secara etimologis adalah Jadilah Wali yang Mengembara," demikian tertulisdalam buku tersebut.
Filosofi ini merupakan lanjutan dari jalan yang membentang sebelumnya dari arah utara ke selatan yakni Jalan Marga Utama.
Jalan yang membentang dari arah Tugu Pal Putih ke selatan ini merupakan filosofi tahapan yang harus dilalui oleh manusia di dunia.
Jalan Malioboro merupakan tahapan kedua yang harus dilalui oleh manusia setelah sebelumnya digambarkan dalam Jalan Marga Utama di sisi utara sebagai tahapan awal.
Baca Juga: Asal Usul Tiang Barbershop, Ternyata Dulu Bukan Tanda Tempat Potong Rambut
"Setelah memilih jalan keutamaan (Marga Utama), hendaklah ikuti ajaran wali dan jadilah wali dengan menyebarkan ajaran para wali, sebagaimana pengembara yang berjalan untuk menerangi kehidupan umat manusia," lanjut penjelasan dalam buku tersebut.
Jalan Malioboro membentang mulai dari perbatasan rel kereta api yang ada di Stasiun Tugu Yogyakarta menuju ke selatan hingga perempatan pecinan Malioboro atau Toko Batik Terang Bulan.