Baca Juga: Pengering Tangan di Toilet Umum Ternyata Sebarkan Lebih Banyak Virus, Ini Penjelasannya
2. Nggak Pernah Juara
Sejak melatih Spurs musim 2014/15, Pochettino belum mampu memberikan satu trofi pun.
Kesempatan terbaik sebetulnya ada pada musim 2018/19 saat dia mampu membawa Tottenham ke final Liga Champions. Tapi sayang, mereka kalah dari Liverpool.
3. Kegagalan di Liga Champions
Desas-desus nasib buruk Pochettino sebenarnya sudah berembus sejak Spurs ditekuk Liverpool di Final Liga Champions. Ditambah tren buruk di musim ini, desas-desus tersebut akhirnya nggak cuma jadi hisapan jempol belaka.
Sebagai informasi tambahan, final Liga Champions 2018/19 yang berakhir kekalahan tersebut merupakan final Liga Champions pertama bagi Tottenham Hotspur.
4. Manajemen Klub Yang Nggak Sabar
Sejak musim keduanya melatih Tottenham, Pochettino selalu berhasil membawa tim asal London Utara itu finis di posisi empat besar. Bahkan, di tiga musim terakhir, Spurs selalu berhasil finis diatas Arsenal, yang merupakan pesaingnya sesama klub asal London Utara.
Sebelum kedatangannya, Spurs hanya mampu 2 kali finish di 4 besar sejak 1992. Pun keberhasilan finis diatas Arsenal merupakan sesuatu yang nggak pernah terjadi sejak tahun 1996.
Tapi rupanya, karena tanpa gelar, manajemen Tottenham ngerasa belum ada inovasi yang dilakuin Pochettino. Sehingga konsistensi finis di posisi 4 besar selama 4 tahun berturut-turut dan cuma jadi runner-up Liga Champions aja dirasa nggak cukup untuk memperpanjang umurnya di Tottenham.
Baca Juga: Jangan Sampai Ketipu, Ini Cara Bedain iPhone Rekondisi dan Asli