Salah satu jaringan biskoppun juga sudah melarang penontonnya untuk memakai topeng, senjata mainan, dan kostum saat penayanganJoker.
Hal ini dasari oleh Angkatan Darat AS yang menemukan sebuah forum diskusi di internet membicarakan adanya ancaman kekerasan berupa target penembakan di bioskop.
Dikutip dari ArmyTimes,petugas investigasi kriminal Fort Sill mengatakan bahwa mereka belum mengetahui adanya informasi yang mengindikasikan ancaman spesifik dan bisa dipercaya pada lokasi atau tempat tertentu.
Munculnya kekhawatiran tersebut nggak lepas dari peristiwa yang terjadi di Colorado saatpenayangan film Batman: The Dark Knight Rises, 2012 lalu.
Saat itu, terjadi penembakan massal di mana 12 orang tewas akibat peluru yang ditembakkan dari depan layar bioskop secara brutal oleh seorang pria. Pria tersebut memakai rambut warna oranye kemerahan dan mengaku dirinya Joker.
Baca Juga: Cewek Ini Tewas Kena HP Meledak Pas Dengerin Musik Sambil Ngecas Semaleman
Karena hal itu, beberapa hari yang lalu keluarga dari korban yang tewas dalam peristiwa tersebut mengirim surat kepada Warner Bros. Mereka menyampaikan keresahannya atas film Joker yang dikhawatirkan mempromosikan tindak kejahatan.
Namun, sutradara film Joker, Todd Phillips membantah anggapan tersebut. Menurutnya film Joker tidak menyinggung siapapun dan cerita Joker hanyalah rekaan dari komik.
Film Joker memang menjadi salah satu film yang paling diantisipasi tahun ini. Bercerita tentang Arthur Fleck, yang diperankan Joaquin Phoenix, adalah seorang pria yang terus-menerus merasa dikecewakan hingga dirinya menjadi psikopat. Dalam salah satu wawancara, Phillips menegaskan bahwa film ini tidak diperuntukkan bagi anak-anak.
Cerita yang berbeda dari film-film Joker sebelumnya, sertaactingPhoenix yang memukau, membuat film Joker disebut-sebut sebagai film unggulan untuk Oscar 2020 dan dibanjiri pujian saat pemutaran diVenice Film Festival 2019.
(Lubna Shafira/HAI)