Follow Us

Kisah Hilangnya 3 Siswa SMK Saat Magang dan Nggak Pernah Ditemukan Selama 9 Tahun

Ricky Nugraha - Kamis, 05 September 2019 | 14:00
Ilustrasi

Ilustrasi

HAI-online.com - Sekitar 9 tahun lalu, tepatnya pada tahun 2010, 3 orang siswa SMK N 1 Sanden, Bantul, Yogyakarta, berangkat Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pelabuhan Benoa, Bali.

Dari puluhan siswa yang berangkat, ada 3 orang siswa yang sampai sekarang nggak diketahui nasibnya, karena kapal yang ditumpanginya hilang.

Ketiga siswa itu adalah Agiel Ramadhan Putra, Ignatius Leyola Andrinta Denny Murdani, dan Ginanjar Nugraha Atmaji.

Berbagai upaya dilakukan orangtua mereka untuk mencari keberadaan anak-anak mereka, sampai akhirnya hanya bisa pasrah dengan keadaan yang dihadapi.

Baca Juga: Seorang Siswa SMK di Bogor Tewas Setelah Duel Satu Lawan Satu Pakai Celurit

Mengutip dari Kompas.com, PKL yang resmi sebenarnya dilaksanakan di Pekalongan, Jawa Tengah, selama 3 bulan.

Namun, PKL tersebut kemudian berubah dengan dilaksanakan di Tanjung Benoa, Bali, selama 3 bulan dengan alasan di sama merupakan pelabuhan internasional. Selain itu, para siswa juga dijanjikan akan mendapat uang Rp 4 - 8 juta.

Dalam sosialisasi, diperkenalkan seseorang bernama Mugiri yang awalnya dikira sebagai guru pembimbing. Namun setelah persidangan kasus, diketahui bahwa Mugiri adalah calo tenaga kerja.

Setelah rencana PKL itu disetujui, sekolah meminta uang Rp 2, 25 juta untuk keperluan biaya keberangkatan para siswa ke Bali. Para siswa juga harus mengurus KTP, padahal Agiel saat itu masih berusia 16 tahun.

Baca Juga: Seorang Guru Dikecam karena Suruh Muridnya Pakai Kardus di Kepala

Namun bukannya PKL, Mugiri ternyata mempekerjakan ketiga siswa tersebut tanpa sepengetahuan mereka dan para orangtua ke kapal KM Jimmy Wijaya.

Setelah beberapa bulan, tepatnya pada 6 Februari 2010, muncul kabar yang memberitahukan bahwa KM Jimmy Wijaya telah hilang kontak pukul 04.00.

Setelah para orangtua mengonfirmasi ke pihak sekolah dan ke perusahaan, barulah mereka tahu bahwa anak mereka tidak sedang melaksanakan PKL, tapi telah bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) dengan kontak selama 6 bulan.

Pihak perusahaan pun tak mengetahui bahwa ketiga korban tersebut merupakan pelajar. Mereka cuma tahu bahwa ketiganya memang sedang mencari pekerjaan.

Baca Juga: Siswa SMA di Bogor Coba Bunuh Diri dengan Lompat dari Jembatan, Penyebabnya Depresi Ayah Meninggal

Mugiri pun kemudian ditangkap dan telah divonis penjara oleh Pengadilan Negeri Bantul atas tuduhan pemalsuan identitas.

Perusahaan sudah mengerahkan kapal untuk mencari KM Jimmy Wijaya, tapi belum ditemukan sampai saat ini.

Orangtua murid telah meminta bantuan kepada Presiden SBY, Presiden Jokowi, Kementerian Hukum dan HAM, dan Kementerian lainnya. Namun hasilnya nihil.

Sebagai bentuk santunan, perusahaan pun telah memberikan uang sebesar Rp 25 juta kepada para orangtua korban.

Baca Juga: Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Puluhan Siswa Demo Tuntut Kepala Sekolah Al Jamiyatul Washliyah Medan Mundur

Ayah Ginanjar, Joko, mengaku nggak banyak menuntut karena berbagai pertimbangan, dan pelaku pemalsuan identitas pun sudah dihukum. Hanya saja, dia berharap supaya nggak ada lagi kasus serupa di Indonesia.

Sedangkan ibu Denny, Lucia, juga pasrah setelah sepuluh tahun berlalu tanpa ada kejelasan nasib anaknya. Namun, dia punya firasat bahwa anaknya masih hidup dan akan pulang.

Source : Kompas.com

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest