Setelah beberapa bulan, tepatnya pada 6 Februari 2010, muncul kabar yang memberitahukan bahwa KM Jimmy Wijaya telah hilang kontak pukul 04.00.
Setelah para orangtua mengonfirmasi ke pihak sekolah dan ke perusahaan, barulah mereka tahu bahwa anak mereka tidak sedang melaksanakan PKL, tapi telah bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) dengan kontak selama 6 bulan.
Pihak perusahaan pun tak mengetahui bahwa ketiga korban tersebut merupakan pelajar. Mereka cuma tahu bahwa ketiganya memang sedang mencari pekerjaan.
Baca Juga: Siswa SMA di Bogor Coba Bunuh Diri dengan Lompat dari Jembatan, Penyebabnya Depresi Ayah Meninggal
Mugiri punkemudianditangkap dan telah divonis penjara oleh Pengadilan Negeri Bantulatas tuduhanpemalsuan identitas.
Perusahaan sudah mengerahkan kapal untuk mencari KM Jimmy Wijaya, tapi belum ditemukan sampai saat ini.
Orangtua murid telah meminta bantuan kepada Presiden SBY, Presiden Jokowi, Kementerian Hukum dan HAM, dan Kementerian lainnya. Namun hasilnya nihil.
Sebagai bentuk santunan, perusahaan pun telah memberikan uang sebesar Rp 25 juta kepada para orangtua korban.
Ayah Ginanjar, Joko,mengaku nggakbanyak menuntut karena berbagai pertimbangan, dan pelaku pemalsuan identitas pun sudah dihukum. Hanya saja, dia berharapsupaya nggak ada lagi kasus serupa di Indonesia.
Sedangkan ibu Denny, Lucia, juga pasrah setelah sepuluh tahun berlalu tanpa ada kejelasan nasib anaknya. Namun, dia punya firasat bahwa anaknya masih hidup dan akan pulang.