HAI-online.com -Sekitar 9 tahun lalu, tepatnya pada tahun 2010, 3 orang siswa SMK N 1 Sanden, Bantul, Yogyakarta, berangkat Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pelabuhan Benoa, Bali.
Dari puluhan siswa yang berangkat, ada 3 orang siswa yang sampai sekarangnggak diketahui nasibnya, karena kapal yang ditumpanginya hilang.
Ketiga siswa itu adalahAgiel Ramadhan Putra, Ignatius Leyola Andrinta Denny Murdani, dan Ginanjar Nugraha Atmaji.
Berbagai upaya dilakukan orangtua mereka untuk mencari keberadaan anak-anak mereka, sampai akhirnya hanya bisa pasrah dengan keadaan yang dihadapi.
Baca Juga: Seorang Siswa SMK di Bogor Tewas Setelah Duel Satu Lawan Satu Pakai Celurit
Mengutip dari Kompas.com,PKL yang resmi sebenarnya dilaksanakan di Pekalongan, Jawa Tengah, selama 3 bulan.
Namun, PKL tersebut kemudian berubah dengan dilaksanakan di Tanjung Benoa, Bali, selama 3 bulan dengan alasan di sama merupakan pelabuhan internasional. Selain itu, para siswa juga dijanjikan akan mendapat uang Rp 4- 8 juta.
Dalam sosialisasi, diperkenalkan seseorang bernama Mugiri yangawalnya dikira sebagai guru pembimbing. Namun setelah persidangan kasus, diketahui bahwa Mugiri adalah calo tenaga kerja.
Setelah rencana PKL itu disetujui, sekolah meminta uang Rp 2, 25 juta untuk keperluan biaya keberangkatan para siswa ke Bali. Para siswa juga harus mengurus KTP, padahal Agiel saat itu masih berusia 16 tahun.
Baca Juga: Seorang Guru Dikecam karena Suruh Muridnya Pakai Kardus di Kepala
Namun bukannya PKL, Mugiri ternyata mempekerjakan ketiga siswa tersebut tanpa sepengetahuan mereka dan para orangtua ke kapal KM Jimmy Wijaya.