Menurut Hammel, apa yang dilakukan Reehil bisa dibenarkan karena setiap pastor punya otoritas kanonik untuk memastikan kebaikan bagi sekolahnya.
Berdasarkan pemberitaan, buku-buku itu berasal di rak hingga akhir semester sebelumnya. Namun, pihak sekolah baru saja membuka perpustakaan baru tempat bukunya bakal disingkirkan.
"Kami tidak melakukan sensor seperti narasi yang beredar. Kami hanya berusaha memastikan bahwa apa yang kami masukkan ke perpustakaan sesuai dengan usia mereka," tegasnya.
Baca Juga: Film 'Joker' Dapat Tepuk Tangan Selama 8 Menit Setelah Diputar dan Banyak Review Positif
Kisah Harry Potter memang telah menuai kecaman dari komunitas Kristen sejak dirilis pada tahun 1997 silam. Bahkan 2 tahun kemudian, buku pertamanya menjadi buku yang paling banyak ditentang di AS.
Mereka yang menentang menyebut bahwa buku tersebut mempertontonkan dan mengagungkan sihir, serta berusaha memperdaya anak-anak supaya menirukan mantranya.