Follow Us

Lagi Nyari Video Mesum Siswi SMP dan Mahasiswa Banyuwangi? Sadar Dong Minta Link dan Menyebarkan Hal Tersebut Bikin Hidup Mereka Kacau Sekejap

Alvin Bahar - Rabu, 29 Mei 2019 | 16:14
Lagi Nyari Video Mesum Siswi SMP dan Mahasiswa Banyuwangi? Sadar Dong Minta Link dan Menyebarkan Hal Tersebut Bikin Hidup Mereka Kacau Sekejap
Farhan/HAI

HAI-ONLINE.COM - Video mesum seorang YouTuber di Banyuwangi dengan wanita yang masih SMP beredar di media sosial. Kalo ada yang gini-gini, kebanyakan dari kita penasaran dan minta link. Kalo udah punya videonya, disebarin lagi ke yang belum nonton.

Ada hal yang mungkin nggak dibahas oleh para cowok mesum saat membicarakan foto-foto syur cewek yang tersebar di internet, yaitu bagaimana persebaran foto yang awalnya privat itu berdampak pada kehidupan para cewek dalam foto.

Hai ngobrol dengan sejumlah cewek yang menjadi korban kejahatan (mantan) pacarnya.

Mereka pernah terbujuk saat pacarnya minta post a picture (PAP) pose terbuka. Lalu si cowok malah menyebar foto tersebut sebagai balas dendam ketika merasa disakiti atau keinginannya nggak terpenuhi. Ya, Revenge porn

Para korban ini mengalami stres, depresi, minder, dan berbagai hal nggak mengenakan lainnya. Ada yang berusaha memperkarakan ke polisi ada pula yang menyelesaikannya tanpa proses hukum.

Cewek Jadi Terteror

“Gue jadi sering diteror sama orang nggak dikenal gitu. LINE gue jadi nyebar ke mana-mana. Gue di-line orang, neror gue, minta foto lah segala macam. Jadi banyak banget stranger nge-line gue.”

Kadita (nama disamarkan), cewek yang kini tengah menimba ilmu di salah satu universitas bercerita soal dampak yang ia rasakan setelah foto dan video bugilnya tersebar dari mantan pacarnya. Meskipun peristiwa itu udah beberapa tahun lalu, tepatnya 2015, sampai saat ini masih banyak orang asing yang chat dirinya di media sosial. Dari yang mulai mengajak kenalan, sampai terang-terangan minta foto.

Saat itu adalah Jumat, ketika foto dan video pribadi Kadita tersebar. Keesokan harinya, foto dan video itu mulai tersebar ke berbagai akun-akun official account di LINE.

“Dia (mantan) tuh ngirimnya video sama foto. Dan dia awalnya ngirim ke temennya. Nah temennya itu yang nyuruh temen-temennya nyebarin,” kata Kadita yang saat berpacaran memang kerap dipaksa mengirimkan foto sensual hingga video masturbasi.

Setelah fotonya tersebar, Kadita kian diperbincangkan banyak orang. Nggak jarang, banyak orang yang meledeknya secara langsung di tempat umum, bahkan sampai meneriakinya dari jauh.

Sampai sekarang sendiri ia masih sering menemukan foto dan videonya berseliweran di media sosial.

Mantan jahatnya itu adalah seniornya saat SMA. Kadita mengakui hubungannya dengan cowok tersebut memang toxic. Apalagi setelah mereka menjalani LDR. Kadita sering diminta kirim foto-foto

Awalnya Kadita mau-mau aja waktu diminta foto dan video, asalkan nggak disebar. Selama LDR itu, hampir setiap bulan Kadita kasih foto dan video ke pacarnya.

“Jadi tuh kalau sekali ngirim banyak gitu loh. Jadi, misalkan gue bilang udah ya segini aja ya, dia bilang nggak ah kurang-kurang gitu. Itu sekali aja. Bulan depan baru. Jadi setiap itu banyak ngirimnya,” tambah Kadita.

Mantannya itu pun kerap memaksa Kadita merekam dirinya melakukan aktivitas seksual tertentu. “Tergantung dia mintanya apa. Kalau dia minta seluruh badan ya seluruh badan. Ngikutin maunya dia aja. Dia maunya ngapain,” tambah Kadita .

Lama-kelamaan paksaan mendera Kadita dari sang pacar. Ia kerap diancam foto dan video yang selama ini ia kirim bakal disebar. Padahal, selama mengirim gambar, Kadita sendiri nggak suka dan merasa jijik sama dirinya sendiri. Ia terpaksa selalu tunduk terhadap perintah pacar.

“Itu ending-nya jadi boomerang buat gue sendiri gitu loh. Karena ketika gue nggak mau ikutin maunya dia, dia ngancem mau nyebarin. Terus dia gertak kayak gitu kan. Sampai akhirnya yang terakhir itu kan, dia bilang mau sebarin,” tambah Kadita .

Kadita kira ancaman mantannya itu sama seperti ancaman-ancaman sebelumnya yang hanya menjadi gertakan. Ternyata kali itu berbeda.

Saat peristiwa itu terjadi dan ramai dibicarakan banyak orang, Kadita bilang kalau pacarnya nggak mau ngaku kalau jadi sosok yang menyebarkan foto dan video. Malah, sang pacar menyalahkan Kadita dan menyebutnya jablay. Padahal, Kadita sendiri udah mengantongi bukti-bukti pasti.

“Masalah itu gue perkarain ke polisi. Akhirnya gue kirim surat penahanan dia ke rumahnya,” kata Kadita .

Setelah surat itu dilayangkan, orang tua sang pacar datang ke rumah Kadita dan meminta maaf. Namun, Kadita ogah menerima maaf lantaran anaknya aja masih nggak mau ngaku. Beberapa waktu kemudian pacarnya bersama keluarga datang kembali ke rumah Kadita dan meminta maaf lagi.

“Akhirnya keluarganya bawa dia lagi, baru dia ngaku di situ. Akhirnya dibawa ke kantor polisi dan diselesein baik-baik. Awalnya sih mau diperkaraian, keluarganya sampai ngemis-ngemis ke keluarga gue gitu, tapi akhirnya ya udah intinya dia ngaku,” ucap Kadita.

Peristiwa itu bikin Kadita depresi, apalagi saat banyak orang asing menghubunginya di media sosial. Bahkan, di Instagram muncul berbagai akun palsu yang mengatasnamakan dirinya.

Kadita juga menarik diri dari lingkungan. Ia merasa takut saat kenalan dengan orang baru lantaran masalahnya itu. Saat diajak pergi ke tempat baru oleh teman-temannya, ia lebih menahan diri karena takut. Hal ini juga berdasar pengalaman Kadita saat dapat IPK terbaik di angkatan kuliahnya. Menurutnya orang bukan tahu dia sebagai mahasiswa berprestasi, tapi malah karena foto dan video yang beredar.

Baca Juga : 8 Tanda Kamu Berada di Circle Pertemanan Yang 'Toxic'

Trauma Sama Cowok

Lesley (nama disamarkan), korban lainnya, mengakui awalnya hanya sekadar chat dengan seorang cowok. Lama kelamaan obrolannya menjurus ke arah topik seks. Mereka ngobrol sekitar dua minggu. Saat itu sang cowok minta PAP fogil dan lantas Lesley memberinya karena merasa sudah percaya

“Iya percaya soalnya aku udah nganggep deket sama dia gitu loh. Jadi nggak terlintas di pikiran kalau dia bakal nyebarin,” kata Lesley.

Rasa percaya itu ada di Lesley juga karena sebelumnya ia pernah kirim gambar yang menampilkan bagian pribadi dirinya ke sang mantan. Sampai saat ini foto itu masih aman dan nggak tersebar.

“Pas tahu itu hari Minggu yang besokannya UAS kelas 10 hari terakhir pelajaran Matematika sama Sejarah. Aku tahu orang ada DM pake fake account kirim foto aku sendiri. Hari itu juga aku belum mulai belajar, belum mulai apa-apa langsung nangis kejer. Aku nelfon sana sini teman-teman aku buat bantu report,” kata Lesley

Saat itu ia juga langsung telfon kakak. Lesley cerita kalau perasaannya udah campur aduk banget. Nilai UAS-nya pun jelek.

Nggak berhenti di nilai UAS aja, dampak lebih dalam yang dirasa Lesley ialah mesti hidup dengan rasa trauma dengan cowok, bahkan dalam hubungan pertemanan. Apalagi emang ada beberapa fake account di Instagram yang terus-terusan DM ke akunnya.

Ada tiga foto Lesley yang tersebar, dua di antaranya menunjukkan bagian dadanya dan satu foto selfie. Lesley pun pada akhirnya cerita soal peristiwa ini ke orang tuanya setahun setelah kejadian. Kini, ia berusaha untuk memaafkan dan perbaiki diri.

Baik Kadita, maupun Lesley sama-sama jadi korban. Keduanya termakan bujuk rayu cowok dalam “bukti sayang” yang berujung cyber crime. Kadita bahkan bilang kalau kirim-kiriman foto dan video berbau seksual itu emang lebih banyak buruknya dibanding baiknya.

Dalam pacaran nggak usah deh sampai kayak gitu. Apa lagi, biasanya cewek yang jadi korban dan menanggung malu serta sederet hal negatif lain.

Kalau dalam hubungan lo dan pacar saling menghargai satu sama lain serta beneran sayang, nggak bakal deh ada paksaan-paksaan untuk minta foto dan video untuk memenuhi hasrat seksual. Coba pikir berkali-kali lagi deh dampak dari pilihan lo tersebut.

Kadita, dan Lesley mungkin cuma dua di antara banyaknya cewek lain yang jadi korban cyber crime foto/video pribadi.

Awalnya mungkin tanda sayang, tapi malah dimanfatkan buat tindak kejahatan. Ini jadi semacam puncak gunung es dari fenomena persebaran foto dan video bugil dengan dampaknya yang luas banget. Dari rasa depresi sampai urusan polisi!

Plis, bro, jangan pernah kepikiran apalagi melakukan kejahatan kayak gitu.

Penulis: Dewi Rachmanita Syiam

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest