Sejak tiba di IGD Rumah Sakit Budi Kemuliaan menggunakan ambulans, Fikri terus menerus nangis.
Ia terus memejamkan mata lantaran sakit dan sulit dibuka. Mata Fikri terlihat dibungkus baju putih miliknya saat mengikuti demo.
"Mata saya, kenapa ini mata saya? Tolong!" teriak Fikri histeris.
Seorang suster berusaha menenangkan Fikri yang menjelaskan matanya terkena gas air mata.
"Iya, itu perih karena gas air mata," jelas suster.
Fikri sempat menangis mencari ibunda tercinta.
"Mama, mama mana? Tolong!" tangis Fikri sembari terus ditenangkan oleh para suster.
Sekitar setengah jam, Fikri akhirnya dapat berdiri dan membuka matanya sembari terus menangis.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Sejumlah Pelajar Ikut Aksi 22 Mei Sempat Tertembak Dirawat di RS Budi Kemuliaan.
Editor: Y Gustaman