HAI-Online.com -Bermula dari saling ejek di media sosial, seorang pelajar di Bandung berinisial EA babak belur setelah dikeroyok oleh sejumlah orang yang diketahui merupakan teman dari korban sendiri.
Seperti yang dikutip HAI dari Kompas.com, kejadian ini bermula ketika korban yang sudah sering menerima verbal abusedan hanya diam,melakukan aksi balasan kepada para pelaku dengan cara gantian mengejekmelaluimedia sosial pada Jumat lalu (3/5).
“Saling melempar ejekan. Sebelumnya para pelaku sudah seringkali melakukan verbal abuse. Korban baru melakukan pembalasan secara verbal kali ini, dimana sebelumnya hanya diam saja dihina,” ujar Robby Kurnia selaku pengacara EA.
Pada Kamis (2/5), pelaku berinisial P bersama teman-temannya melakukan aksi teror kepada EA lewat telepon dan media sosial sepanjang hari, sebelum akhirnya berencana untuk mendatangi rumah korban keesokan harinya.
Baca Juga : Dikira Sehat, 4 Makanan Ini Ternyata Beri Pengaruh Buruk Bagi Tubuh
Mengingat rumah EA selama inijugadigunakan sebagai restoran, korban yang merasa nggak enak dengan keluarga apabila terjadi keributan kemudian melakukanshare location memakai fake GPS seolah dia sedang berada di Jakarta.
“Jumat, 3 Mei 2019 pagi hari, pelaku dan teman temannya ingin membuat rusuh di rumah korban yang notabene adalah restoran. Karena korban merasa tidak enak hati dengan keluarga, apabila keributan terjadi di tempat usaha atau rumah, maka korban membuat fake GPS," tambah Robby.
Namun, aksi tersebut akhirnya terbongkar oleh para pelaku yang kemudian membuat korban ketakutan dan meminta tolong salah seorang kenalan di masjid berinisial I untuk mendatangi mereka di salah satu sekolah di Bandung.
“Kenalan korban setuju menemani korbankarena merasa kasihan dan cemas. Kenalan korban ini mengajak 5 teman. Tidak ada niatan untuk menyerbu atau menyerang, hanya bersifat jaga-jaga saja kalau korban diserang. Mereka hanya melihat dari kejauhan,” terangnya lebih lanjut.
Baca Juga : Kacau! Ini Dampak yang Terjadi Kalo Buang Tisu Basah ke Toilet
Hingga akhirnya, korban pun mendatangi para pelaku untuk menyelesaikan masalah itu secara baik-baik di bawah pengawasan guru untuk mencegah terjadinya keributan.
"Ternyata setelah ditemui di sekolah, pelaku masih terlihat emosi dan mengajak berbicara di luar dan pindah lokasi ke dekat SMA Paulus. Di sanalah korban dianiaya di mana teman yang dibawa korban hanya mengawasi agar korban tidak terlalu parah dianiaya karena memang I dan kawan kawan tidak tahu apa permasalahannya", tutupnya.
Akibat aksi pengeroyokan tersebut, korban pun kini diketahui menderita luka-luka, lebam dan pendarahan dalam di mata, serta sesak nafas.
Stop bullying sob! Selain itu, apabila kalian memiliki masalah dengan orang lain cobalah untuk menyelesaikannya memakai otak bukan dengan otot. (*)