"Di sini saya juga meyakini kalau Audrey tidak membuat omongan seperti ini atau mencampuri urusan saya, saya tidak akan pernah melakukan hal ini," jelasnya.
"Saya juga kesal dengan perilaku saya, sampai saya juga tidak bisa mengendalikan emosi saya," tambahnya lagi.
Setelah menjelaskan awal kronologi permasalahannya dengan Audrey, pelaku lain yang namanya juga dirahasikan ini menegaskan bahwa masalah yang menyebabkan pengeroyokan bukan karena cowok kakak sepupu atau omongan mantan seperti yang sebelumnya diberitakan banyak media.
Baca Juga : Menurut Ahli Hukum, Ini Hukuman yang Tepat untuk Pelaku Penganiayaan Audrey
"Saya juga (ada) masalah saya dengan Audrey, tapi juga bukan masalah cowok," tegas pelajar SMA bertudung tersebut.
Dikatakan oleh pelaku, dirinya sudah sejak lama menyimpan rasa sakit hati terhadap Audrey.
"Emang ini masalahnya udah lama tetapi saya memang sakit hatinya masih terasa, sampai almarhum (Ayah) masih ada pun juga bapak saya juga pernah bilang 'sudah diamkan saja'," cerita pelaku lagi getir.
"Tapi sebagai anak ya pasti ya di mana pun namanya orang tua pasti tetap menjaga, tapi sebagai anak (saya) juga sakit hati terhadap omongan Audrey ini," tambahnya.
Lebih lanjut, pelaku yang masih di bawah umur tersebut mengungkapkan bahwa awal rasa sakit hatinya terjadi karena omongan kasar Audrey.
"Yang saya ingat, dia ikut mencampuri urusan utang piutang kami, mamak saya dibilang memang suka pinjam uang," terangnya lagi memushi kelakuan buruk Audrey.
Dari pengakuan para pelaku pemukulan bergilir itu, ditemukan juga adanya bukti-bukti digital bahwa status Audrey di media sosial kerap melontarkan omongan kasar.
Namun bagaimana pun kejadian ini, posisi Audrey adalah korban daripada pemukulan kakak-kakak kelasnya yang kebetulan masih remaja.