HAI-Online.com – Inovasi membuat kampas rem dari Kulit Kemiri ternyata disukai pihak panitia Moscow International Salon of Inventions and Innovative tecnologies Archimedes ke-22.
Nggak heran, mahasiswa yang membuat kampas rem tahan panas tersebut diganjar medali emas bahkan satu piala spesial untuk kreasi dua mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) tersebut. Bangga, bukan?!
Dua mahasiswa membanggakan tersebut adalah Winelda Mahfud Zaidan Haris dari Fakultas Kedokteran Gigi angkatan 2015 dan Wahid Nurhayat dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam angkatan 2017.
Baca Juga : Ketahuan, Rahasia Sekolah Terpencil Ini Raih Piala Emas Adiwiyata Adalah “Mencontek”
Keduanya berhasil menyabet tiga medali emas plus 1 piala special award dari Pemerintah Rusia dengan membawa topik tentang inovasi pada pembuatan kanvas rem dari kulit kemiri.
Mewakili tim Schneider yang baru memenangkan kompetisi di bidang teknologi itu, Rektor Universitas Sumatera Utara, Profesor Runtung Sitepu mengapresiasi prestasi yang ditorehkan mahasiswanya yang telah mengharumkan nama Indonesia dan Universitas Sumatera Utara di mata dunia itu.
"Tim Schneider ini memenangkan kompetisi dibidang teknologi. Mahasiswa mengangkat teknologi kanvas rem tahan panas dengan bahan baku kulit kemiri," ujar Rektor USU Runtung Sitepu, Sabtu (30/3/2019) membahas keberhasilan kampas rem organik dikutip HAI dari akurat.co
Menurut Runtung, sebelumnya tim ini juga telah meraih penghargaan emas di ajang Silicon Valley Amerika Serikat tahun lalu. Kemenangan yang diraih di Moscow, menjadi kebangga bagi seluruh keluarga besar Universitas Sumatera Utara.
"Kemenangan dua mahasiswa USU ini tentu merupakan sebuah kebanggaan tersendiri, karena mereka mampu menang di kompetisi level internasional yang diikuti peserta dari berbagai negara," ujarnya.
Baca Juga : Canggih dan Ramah Lingkungan, Printer Buatan Mahasiswa Ini Menggunakan Plastik
Setelah kegiatan di Moscow yang dihelat pada 26-29 Maret 2019 tersebut inovasi baru dari Mahfud dan Nurhayat ini bakal dipatenkan untuk dikembangkan secara komersial dalam industri otomotif.
Sebelumnya, Wahid dan Nurhayat juga bergabung dengan Azwin Harfansah Nasution, mahasiswa jurusan Teknik Kimia 2014 dan Andika Pratama jurusan Fisika 2015 untuk menjadi delegasi Indonesia yang hadir dalam kompetisi bergengsi di ajang SVIIF di San Fransisco, California, Amerika Serikat pada pertengan tahun lalu.