“Saya pikir, ‘Wow, menurunkan berat badan bukanlah tugas yang mustahil, itu hanya butuh dedikasi’,” katanya.
Langkah pertama Chapman menyingkirkan semua kaleng-kaleng minuman soda yang diminumnya, yang secara instan menurunkan berat badannya hingga 4,5 kg.
Langkah kedua, adalah nggak makan makanan besar di tengah malam, yang menurutnya, lebih sulit daripada kedengarannya.
Namun, tantangan terbesarnya adalah ketika ia memutuskan untuk masuk ke gym untuk mencoba dan mempercepat penurunan berat badannya.
“Benar-benar sebuah skenario buruk yang menakutkan bagi orang seperti saya yang lebih memilih duduk diam dan tidak berada di dekat orang-orang,” kata Chapman.
“Setelah memaksakan diri untuk pergi beberapa kali, perlahan saya mulai menyadari bahwa saya memang tidak menyukainya.”
Jadi, tantangan Chapman selanjutnya adalah mencari tahu bagaimana melanjutkan penurunan berat badan tanpa pergi ke gym. Syukurlah, istrinya punya jawaban, yaitu diet keto.
Ia melakukan diet rendah karbohidrat yang membuatnya makan lebih banyak protein dan lemak.
Ia kemudian memulai rutinitas lari kecil, yang membuatnya keluar dari gym tetapi masih berolahraga. Dalam satu tahun, ia berhasil turun 22,6 kg.
“Ketika melihat di cermin dan memperhatikan, saya telah langsing,” katanya setelah satu tahun itu. “Saya sangat senang dan bangga melihat hasilnya.”
Namun, Chapman masih harus menempuh jalan panjang untuk mengatasi apa yang disebutnya ‘cintanya abadi untuk makanan yang benar-benar mengerikan.’
Diet keto adalah langkah pertama yang baik dalam mengatur ulang dietnya, karena itu memberinya arahan.