Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Warga Desa di Sulawesi Tenggara Ini Menggunakan Huruf Korea. Kok Bisa?

Fadli Adzani - Sabtu, 09 Februari 2019 | 09:05
Desa Korea di Baubau
HAI

Desa Korea di Baubau

Setelah sepakat, akhirnya penggunaan huruf Hangeoul diimplementasikan. Para siswa sekolah dasar bahkan sampe dapet muatan lokal bahasa Korea, loh, demi membiasakan masyarakat.

Emang Cocok, Sih. Tapi... Pengen tau nggak gimana bahasa yang menurut data tahun 2005 sudah digunakan nggak kurang dari 80.000 penduduk di kawasan Buton Selatan, Pulau Binongko, dan Pulau Batu Atas?

HAI iseng-iseng nyoba memasukkan penulisan korea dari bahasa Cia-cia ke Google Translate, eh ternyata emang mirip penuturannya.

Cobain deh:

따리마 까시 Tarima kasi 'Terima kasih'

시골라 sigola 'sekolah'

인다우 뻬엘루 이소오 Indau pe'elu iso'o 'Saya cinta kamu'

Menanggapi hal ini, tentu pro-kontra muncul. Ada kalangan yang setuju, ada yang juga yang mengernyitkan dahi. Kehadiran bahasa korea di desa ini dianggap sebagai cara Korea "menjajah" budaya kita.

Baca Juga : 5 Rapper Korea Selatan yang Lagunya Perlu Lo Dengerin Sekarang Juga

Menurut HAI, sih, hal ini fine-fine aja, selama nggak mendoktrin masyarakatnya untuk berhenti menggunakan bahasa kebanggaan Indonesia. Toh, kita jadi banyak mendapatkan pelajaran tentang bahasa dan cara penulisannya yang unik.

Selain bisa variatif dalam menggunakan bahasa, hal ini bisa menguntungkan para anak mudanya yang mungkin bisa lebih mudah mendapatkan pekerjaan karena bisa menguasai beberapa bahasa.

Nggak cuma itu aja, dengan belajar bahasa-bahasa baru seperti bahasa Korea, masyarakatnya jadi bisa mengenal budaya luar yang selama ini mungkin nggak mereka dapatkan di sekolahannya.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x