Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Warga Desa di Sulawesi Tenggara Ini Menggunakan Huruf Korea. Kok Bisa?

Fadli Adzani - Sabtu, 09 Februari 2019 | 09:05
Desa Korea di Baubau
HAI

Desa Korea di Baubau

HAI-ONLINE.COM -Ternyata pengaruh budaya Korea di Indonesia nggak cuma keliatan di anak-anak muda perkotaan aja, melainkan juga warga desa di suatu pulau.

Hal ini HAI temui saat sedang mengunjungi Baubau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara bersama tim Kemendikbud tengah September lalu.

"Loh, pak. Itu SD khusus orang Korea? Kok plangnya ditulis dengan huruf Korea?" tanya HAI kepada pak Mustakim, Kepala Bidang di Dinas Pendidikan Baubau, yang ikut menemani perjalanan HAI.

"Iya, di sini ada kelompok masyarakat yang menggunakan bahasa Cia-cia. Kata peneliti Korea yang pernah ke sini, penuturan bahasanya cocok dengan aksara Korea."

Baca Juga : Mencari Urgensi RUU Permusikan, Isyana Sarasvati Sampaikan 4 Opininya!

"Coba berhenti dulu, pak. Saya mau foto."

Nyatanya, bukan hanya plang sekolah saja. Seluruh penanda jalan danpapan petunjuk rumah adatjuga disertai dengan penulisan dengan bahasa Korea.

Selidik punya selidik, ternyata ini kejadian sejak 2009. Seorang profesor Korea yang bernama Chun Thai Yun udah melakukan penelitian terhadap suku-suku dan bahasanya yang ada di Baubau.

Hasil dari penelitian profesor Seoul National University itu adalah ajakan untuk menggunakan huruf Hangeoul-nya Korea sebagai hurufnya bahasa Cia-cia (sebelumnya bahasa Cia-cia menggunakan huruf arab gundul). Katanya, sih, bahasa Cia-cia ini cocok banget dengan huruf Hangeoul.

Baca Juga : Wah! Jika RUU Permusikan Disahkan, Bakal Ada Konser Penolakannya!

Misi lainnya adalah jalinan kerja sama antara Korea dan Baubau. Pemerintah Korea ngasih janji kalau Baubau, Pulau Buton dan Sulawesi Tenggara secara umum akan dipromosikan. Pokoknya keuntungan ekonomis bakal datang deh untuk kota Baubau, terutama dari aspek pariwisata.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x