Follow Us

Semua SMA dan SMK di Bangka Belitung Bakal Bebas dari PR di Tahun 2019

Bayu Galih Permana - Senin, 03 Desember 2018 | 14:07
Ilustrasi anak SMA
HAI

Ilustrasi anak SMA

HAI-Online.com - Beberapa sekolah di Indonesia sudah mulai menerapkan sistem pendidikan sehari penuh (full day school) dalam proses belajar mengajar.

Namun, hingga saat ini, jumlah sekolah yang sudah menerapkan sistem full day school masih terbilang sedikit jika dibandingkan dengan metode lama, termasuk di Bangka Belitung.

Kecilnya angka tersebut lantas membuat Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman beberapa waktu lalu mengungkapkan keinginannya untuk menerapkan sistem pendidikan sehari penuh pada seluruh SMA dan SMK di wilayah Babel.

Dilansir dari website Humas & Protokol Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi mengungkapkan bahwa keinginannya tersebut akan mulai direalisasikan mulai tahun 2019 mendatang.

“Tahun 2019, SMA/SMK itu, hanya dari hari Senin sampai Jumat belajar. Hari Sabtu datang ke sekolah hanya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler," terang Ezraldi dalam arahannya saat membuka Dirga SMANSAPA EXPO 2018, di komplek SMAN 1 Payung, Bangka Selatan pada Jumat lalu (30/11).

Baca Juga : Yuk, Mulai Berhenti Pakai AssistiveTouch Mulai Sekarang

Lebih lanjut, Gubernur Babel tersebut mengatakan bahwa dengan adanya sistem full day school nantinya guru akan dibiasakan buat nggak memberi PR kepada siswa dan tugas-tugas harus selesai di sekolah.

Hal ini dimaksudkan agar ketika siswa berada di rumah, mereka bisa menghabiskan waktu bersama keluarga sehingga hubungan antara anak dan orang tua bisa semakin dekat.

“Di rumah siswa tinggal berdekat atau berkomunikasi dengan orang tua, sehingga hubungan batin antara anak dengan orang tua semakin dekat,” ujar Gubernur.

Selain itu, nantinya para pelajar diwajibkan untuk membawa bekal dari rumah sehingga secara nggak langsung mereka diajarkan untuk berbagi kepada sesama dengan cara membagi lauk dengan temannya.

"Dengan makan bersama-sama itu, anak-anak yang membawa lauk lebih itu diajarkan untuk memberi lauk kepada anak yang hanya lauknya kecap. Kemudian, dengan membawa makan ke sekolah, anak-anak juga diajarkan saling tukar lauk, sehingga ada rasa kebersamaan dan saling berbagi antar siswa. Ini adalah karakter yang harus kita tanamkan didalam jiwa anak-anak kita,” tambahnya.

Menarik juga sih idenya, tapi menurut kalian gimana sob? Apakah full day school bakalan efektif ketika diterapkan dalam proses pembelajaran siswa? (*)

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest