HAI-Online.com - Vokalis band Stryper, Michael Sweet, menjadi salah satu musisiyang mempermasalahkan pernyataan CEO Spotify Daniel Ek yang bilang kalauartis dan musisi harus lebih produktif di era streaming.
Alhasil, pentolan band yang perkasa di gelombang besar musik glam metal era 80an itu pun mengaku dirinya senantiasa menanti hari di mana layanan streaming raksasa itu bangkrut, dan rilisan fisik seperti cd dan vinyl berjaya kembali.
Beberapa tahun belakangan, Spotify mendapat kritik karena dinilai menawarkan pembayaran yang remeh kepada musisi dan penulis lagu.
Beberapa musisi barat bahkan mengklaim layanan streaming tersebut memberikan keuntungan yang nggak adil kepada artis label besar melalui penempatan daftar putar dan cara promosi lainnya.
Dalam sebuah wawancara bersama Music Allypada bulan lalu, Ek menyampaikan pendapatyang agaknya menyinggung sejumlah kalangan musisi.
“Saya merasa, sungguh, orang-orang yang nggak sukses dalam hal streaming sebagian besar adalah orang yang ingin merilis musik dengan metode seperti dulu,” lanjutnya.
Baca Juga: Konser Social Distancing Pertama Digelar di Inggris, Masih Terlihat Banyak yang Nggak Pake Masker
Sejak itu, sejumlah musisi populer, antara lain penyanyi Twisted Sister Dee Snider, mantan vokalis Skid Row Sebastian Bach dan eks drummer Dream Theater Mike Portnoy, menentang cara pandang Ek yang meyakini artis perlumestimemproduksi banyak konten jika mereka inginsukses kayak dulu.
Sementara, dalam sebuah wawancara terbaru dengan Sonic Perspectives, Michael Sweet ikut ditanya tentang pendapatnya terkait pernyataan Daniel Ek.
Sweet pun menjawab: “Aku rasa para artis seharusnya bisa bebas melakukan apapun yang mereka senangi. Mau itu (merekam lagu) setiap tahun atau 10 tahun sekali, itu bukan urusan (Daniel Ek) untuk mendikte kami. Dan, sayangnya, dia sekarang ada dalam posisi di mana dia adalah kapten kapalnya”.
"Aku nggak sabar menunggu sampai hari itu tiba (saat) Spotify bukan apa-apa lagi,” tambah Michael Sweet.