Rusaknya kisah cinta Mercury, pecah persahabatan antar personel Queen, referensi seksualitas, kesehatan jiwa, pergaulan bebas, kontroversi keluarga dan kekayaan saling tumpah tindih mewarnai jalan cerita.
Sampai pada satu titik lemah musisi, ada saja sisi “kebaikan” yang diselipkan dalam film tersebut. Bagian akhir ini membuat kita (penonton), betul-betul menonton aksi mulia dari “kebangkitan” Queen sebelum sang vokalis meninggalkan kita untuk selamanya.
Rami Malek Terpuji
Dengan segala kekurangan dan kelebihan film ini, aktor Rami Malek mendapat pujian terbesar lantaran sukses menjadi sosok Mercury.
Totalitas Rami dalam berperan di film ini membuat kita merinding alih-alih bilang “sebagus” ini ia melakoni adegan demi adegan yang begitu mirip dan sempurna.
Rami Malek hampir-hampir nggak ubahnya Freddie yang hidup kembali. Meski tinggi badannya nggak sempurna mirip dengan sang mendiang, namun semua itu membuat penonton terhanyut bahkan mengira ia sendiri yang sedang manggung di konser besar bersama Queen baru.
Tentu saja, kita amat sangat terhibur sehingga pada saat keluar dari bioskop, tiba-tiba saja seperti membawa rasa bangga telah melihat “remake” konser LIVE AID 1985. Memukau tapi mengharukan juga. (*)