HAI-online.com – Setiap ABG yang baru ngikutinmusik punk, metal, hardcore, atau rock lainnyamungkin pernah ngerasain segan untuk tolak tawaran ngerokok atau minum alkohol saat lagi nongkrong sama anak-anak musik atau saat lagi datang ke gigs.
Musik-musik cadas memang identik dengan kebebasan dan pemberontakan terhadap norma. Nilai itu, bagi sebagian mereka diwujudkan dengan suka merokok, minum alkohol, konsumsi obat-obat terlarang, dan seks bebas.
Untungnya, di kalangan pemberontak itu pun ada ‘pemberontak’ juga yang menolak diseragamkan dengan stigma negatif. Mereka percaya bahwa "to be rebel it doesn't mean to break your own body."
Mereka ini lah para penganut gaya hidup straight edge (sXe).
Aqib Daffa (18) salah satunya. Skater penyuka musik hardcore ini pertama kali mengenal gaya hidup sXesejak SMP kelas 8.
“Aku lagi baca artikel musik punk. Terus di situ ada yang membahas band-band punk yang berpengaruh di dunia. Salah satunya Minor Threat. Ada pernyataan dari Ian Mackaye, vokalisnya, bahwa dia straight edge. Semua personel Minor Threat juga straight edge yang katanya nggak mabuk, nggak narkoba, dan nggak ngerokok. Makin tertariklah aku,” kata Aqib yang doyan music Youth of Today, H20, selain Minor Threat
Untuk yang belum tahu, Minor Threat adalah band punk hardcore yang berdiri dari tahun 1980 di Washington. Merekalah yang pertama kali menciptakan istilah Straight Edge lewat lagunya yang berjudul sama.
Ini potongan liriknya:
I'm a person just like youBut I've got better things to doThan sit around and f*ck my headHang out with the living deadSnort white shit up my nosePass out at the showsI don't even think about speedThat's something I just don't need
I've got the straight edge
Saat kelas 7 SMP, Aqib pernah ngerokok. Namun, setelah terinspirasi Ian McKaye, Aqib menjauh rokok dan kawan-kawannya sampai sekarang. Sama seperti yang terjadi pada Octa Aditya (22), di masa-masa SMA, sebelum kenal sXe Octa ketagihan ngerokok dan minum alcohol.