Setelah saya keluar mobil ternyata ada teman kakak saya yang naik motor sama temannya. Di situ posisinya baru pulang kerja dan saat kejadian itu gempa bukan cuma satu kali, jadi pas udah mulai tenang tiba-tiba gempa lagi dan di situ saya terpencar dengan teman-teman. Saya diantar pulang sama teman kakak saya saat itu di atas motor tiga orang.
Di perjalanan pulang tiba-tiba ada gempa susulan dan saat itu jalanan sangat kacau. Saat mulai tenang kembali, di perjalanan udah banyak gedung yang roboh dan orang-orang yang berkumpul di lapangan. Kebetulan depan rumah saya ada lapangan danalhamdulillahsaya sampai di rumah serta kumpul di lapangan bersama keluarga.
Malam itu langir terang oleh bintang-bintang, tapi tiba-tiba ada asap tebal kemudian lama kelamaan memerah dan ternyata bagian Balaora ada kebakaran. Emang tempat itu rata dengan tanah, rumah-rumah roboh seperti orang-orang bilang tanah di sana melunak dan betul-betul rumah di sana seperti diputar-putar banyak makan korban jiwa. Kebakaran saat itu lama padam karena api terus menjalar ke rumah-rumah dan orang-orang betul-betul fokus dengan nyawa masing-masing.
Soal penjarahan itulillahitaAllah.Saya sebagai korban sangat sedih melihat orang-orang yang menjelekkan Palu, karena mungkin ada oknum-oknum tertentu yang dari luar Palu melakukan penjarahan tersebut. Kita aja korban di sini jangankan mau masuk gedung besar, mau masuk toilet untuk buang air aja kita takut karena betul-betul trauma.
Saya mewakili seluruh korban bencana gempa tsunami Palu dan Donggala ingin mengatakan, jangan pandang kami sebelah mata jika emang kasus penjarahan membuat tangan mereka berat untuk menyumbangkan Rp1.000. Nggak masalah, tapi cukup doakan aja yang terbaik untuk kita atau cukup dengan diam, jangan dengan kata-kata yang menusuk karena mulutmu harimaumu.
Pesan saya yah pasti sabar dan ikhlas menghadapi cobaann ini, yang telah kehilangan orang-orang yang disayangi mungkin Tuhan lebih sayang sama mereka. Yakin badai pasti berlalu!