HAI-Online.com - Lo sering nggak sih, denger nyokap ceramah tentang pentingnya buang air besar (BAB) sekali sehari?
Katanya sih, kalo lo tiap hari BAB, itu artinya pencernaan lo baik-baik aja, sob.
Tapi, sebenernya apa sih faktanya? Emangnya bener ya, kita tuh harus BAB tiap hari?
Nah, menurut artikel yang HAI kurasi dari The Conversation, ada 5 ahli di bidang ini yang bilang kalo sebenernya kita nggak perlu tuh BAB tiap hari.
Baca Juga : Setelah Beroperasi Selama 8 Tahun, Media Sosial Path Resmi Tutup
Christopher Hair, ahli gastroenterologi, Deakin University
Tubuh manusia tuh kompleks banget, bikin fungsi normal tubuh tiap orang tuh beda-beda. Hal ini termasuk siklus tidur, buang air kecil, dan besar.
Standar normal tiap orang nggak semuanya sama, apalagi buat buang air besar.
Ada penelitian soal frekuensi BAB yang menunjukan kalo manusia normal kisarannya buang air 3 kali sehari sampai 3 kali seminggu.
Orang sehat yang BAB sekali sehari totalnya cuman kurang dari 40% aja.
BAB yang nggak normal bisa menandakan gejala penyakit kayak infeksi (terlalu sering BAB) atau kanker (BAB yang berdarah).
Lo juga harus wasapada kalo nggak BAB sama sekali, karena bisa jadi lo punya gangguan metabolisme.
Damien Belobrajdic, peneliti di CSIRO, lembaga sains nasional Australia
Lo nggak perlu buang air sehari sekali buat melancarkan saluran pencernaan.
Tapi lo juga harus tahu kalo jarang BAB (kurang dari 3 kali seminggu) bisa menyebabkan komplikasi macam wasir, fisura ani, atau impaksi tinja.
Banyak banget faktor penyebab sembelit, misalnya kondisi kesehatan, mengonsumsi obat-obatan (kayak opioid dan antasida), suplemen gizi (zat besi), dan kekurangan serta.
Solusinya lo banyak minum air mineral dan konsumsi makanan berserat tinggi supaya pencernaan lo lancar. Lo bisa makan roti atau sereal gandum, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan segar.
Dan Worthley, ahli gastroenterologi, South Australian Health & Medical Research Institute
Dalam sebuah penelitian terbaru terhadap 4.775 orang, hasilnya adalah 95% peserta kira-kira bisa BAB 3-21 kali per minggu.
Jadi menurut gue sih, berak 3 kali sehari atau seminggu itu normal banget.
Bentuk tinja kita juga sama pentingnya sama frekuensi BAB. Kami menggunakan Skala Feses Bristo buat ngeliat tingkat konsistensinya.
Skala ini ada 7, mulai dari Tipe 1 yang punya bentuk keras dan terpisah-terpisah kayak kacang. Sampe tipe 7 yang berair dan nggak keras sama sekali.
Tipe 4 yang bentuknya kayak sosis atau ular, lembut dan lunak, adalah tipe tinja yang normal. Tapi, bentuk tinja 50% pasien normal lebih bervariasi dari ini.
Jakob Begun, ahli gastroenerologi, University of Queensland
Tinja itu sisa dari proses pencernaan makanan di usus, terdiri dari buangan sisa makanan yang nggak bisa diserap, mikroba, dan air.
Tiap minggu, orang biasanya mengeluarkan 500-1.100 gram kotoran.
Frekuensi BAB sendiri tergantung sama beberapa faktor.
Kayak diet, aktivitas motorik usus, kapasitas rektal, faktor perilaku, dan mikrobioma usus. Penelitian umumnya nunjukin kalo BAB yang normal itu antara 3 kali sehari atau 3 hari sekali.
Kami bisa tahu orang yang sembelit dari gejalanya. BAB-nya masih normal kalo mereka jarang buang air tapi nggak pernah mulas, perut kaku, atau gejala lainnya.
Vincent Ho, ahli gastroenterologi, Western Sydney University
Penelitian di Inggris dan Swedia menemukan kalo responden biasanya BAB antara 3 kali seminggu atau 3 kali sehari.
Ini tuh standar ideal. Frekuensi atau konsistensi BAB yang berubah juga masih wajar aja. Penyebabnya bisa karena asupan cairan, aktivitas fisik, diet, usia, dan faktor sosial lainnya. Misalnya, malu ke kamar kecil pas lagi kerja.
Nah, itu dia sob penjelasan dari 5 ahli soal kenapa sih sebenernya nggak BAB tiap hari juga masih dianggap normal. Jadi, nggak usah takut ya kalo lo susah BAB tiap hari!
Penulis: Syifa Nuri Khairunnisa
Artikel ini telah tayang sebelumnya ditheconversation.comdengan judulWe asked five experts: do we have to poo every day?