HAI-Online.com - Setelah promosi abis-abisan di berbagai lini, akhirnya film Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 tayang juga, sob. Dan setelah membiarkan penonton awam dan para penggemar seri hero asli Indonesia ini berekspektasi setinggi-tingginya, hasilnya sama sekali nggak mengecewakan!
Film ini sendiri bercerita soal Wiro Sableng, seorang murid dari pendekar misterius bernama Sinto Gendeng. Wiro Sableng kemudian ditugaskan sama gurunya untuk menangkap Mahesa Birawa, seorang penjahat yang ternyata adalah mantan murid Sinto Gendeng yang berubah jahat.
Di perjalanan, Wiro bertemu sama 2 sahabat baru bernama Bujang Gila Tapak Sakti dan Anggini. Bertiga mereka berusaha buat menyelamatkan kerajaan yang sedang terancam sama kelompoknya Mahesa Birawa.
Alur Asik dan Cerita yang Mantap
Angin segar coba ditawarkan sama Wiro Sableng. Diadaptasi dari novel karya Alm. Bastian Tito yang terdiri dari 185 buku dalam rentang waktu 39 tahun, bikin film Wiro Sableng harus berusaha untuk memenuhi berbagai ekspektasi para penggemar setia seri ini.
Ekspektasi itu dijawab tuntas sama Angga Dwimas Sasongko yang duduk di kursi sutradara. Bersama Sheila Timothy, Tumpal Tampubolon, dan Seno Gumira Adji Darma, melalui tangan dingin mereka, Wiro Sableng berhasil menyajikan pengalaman baru genre ini di Indonesia.
Alur cerita yang disajikan asik banget. Mereka berusaha ngasih kisah origin story dari seorang Wiro Sableng. Alurnya kerasa tepat, seimbang dengan pace yang nggak terlalu cepat dan nggak terlalu lambat.
BACA JUGA: Jonatan Christie Bakal Gunain Sebagian Bonus untuk Korban Gempa Lombok
Alurnya juga nggak membingungkan buat penonton, apalagi buat mereka yang bukan seorang penggemar setia. Angga berhasil ngasih penjelasan secukupnya soal siapa Wiro, darimana asalnya, kenapa dia bisa berguru sama Sinto Gendeng. Penonton awam nggak bakal bingung dan bisa lebih fokus dalam menyimak cerita.
Selain alur yang nggak membingungkan, film ini juga ngasih penceritaan yang mantap banget. Ceritanya sendiri, menurut Sheila Timothy diambil dari beberapa buku sekaligus. Jadi, bukan beberapa buku pertama aja. Mereka membuat cerita baru dengan beberapa karakter yang diambil dari seri acak bukunya.
Beberapa elemen juga ada yang diubah dalam film ini. Salah satu yang paling menonjol adalah lambang 212 yang berubah drastis. Kalau di novelnya, lambang ini bentuknya angka. Kalau di film berubah jadi lambang miroring gitu yang membentuk kayak simbol kapak. Keren parah!